Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa UNJ 2015

by - Mei 04, 2015

[Report]
“Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa UNJ tahap 2”

Jakarta (4/05/2015), Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa UNJ tahap 2 dengan tema “Leading the Change” dilaksanakan di desa Pisangan, Karawang berjalan dengan lancar. Acara ini berlangsung selama 3 hari 2 malam. Para peserta diminta untuk berkumpul pada pukul 09.00 WIB di stasiun Jakarta Kota karena kereta tujuan Karawang akan berangkat pada pukul 10.15 WIB. Sesampainya di Stasiun Karawang, peserta laki-laki di persilahkan untuk shalat jum’at. Setelah itu panita sudah menyiapkan angkutan umum untuk membawa peserta ke daerah tujuan selama 2 hari kedepan. Kami menempuh perjalanan selama 2 jam, selama perjalanan kami (kelompok 2) banyak bertukar pendapat dengan bapak seorang supir angkot yang mempunyai pengalaman yang luas terkait daerah Karawang, secara tidak langsung beliau menjadi tour guide kami selama perjalanan menuju lokasi.

“Ini tempat (Rengasdengklok) sangat bersejarah neng, banyak perisitiwa terkait kemerdekaan Indonesia terjadi disini, itu (menunjuk ke kali) dulu banyak orang-orang kita yang ditembak sama Belanda. Disini juga banyak neng Sumber Daya Alamnya, dari pertanian sampai budidaya Bandeng, tapi masyarakat disini belum bisa mengolahnya dengan baik neng, jadi dijual begitu saja sama para penadah dengan harga yang sangat murah”

Acara PKMU ini dibuka oleh Kak Ntis selaku MC, tilawah oleh kak Muham, dan dilanjutkan dengan kata sambutan dari kak Aji selaku Ketua Pelaksana, kak Ronny selaku ketua BEM UNJ, dan bapak Udet Selaku Kepala Bagian Kemahasiswaan.
“Di PKMU ini merupakan sarana memantaskan diri, memantaskan diri untuk menjadi pemimpin yang baik dan benar, kita semua akan menjadi seorang pemimpin nantinya, baik itu bagi diri sendiri, maupun keluarga” –Ronny Setiawan

Setelah rangkaian pembukaan selesai, dilanjutkan ke acara pertama yaitu pembacaan peraturan dan pembagian home stay untuk beberapa hari kedepan dan dipersilahkan memasak untuk makan malam bersama keluarga masing-masing. Setelah itu, para peserta dikumpulkan di Masjid setempat untuk mendengarkan persentasi dari masing-masing kelompok terkait penugasan kunjungan di Kementrian. Persentasi ini, diawali dengan kelompok 9 yang mempersentasikan tentang Kementrian Sosial, dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Setelah pukul 10.05 WIB para peserta diminta untuk kembali ke home stay masing-masing kelompok untuk beristirahat.

Keesokan harinya acara dilanjutkan kembali setelah para peserta selesai memasak untuk sarapan bersama keluarga, persentasi pun dilanjutkan ke pembahasan selanjutnya yaitu kunjungan ke BEM Universitas atau Institut yang berada di daerah Indonesia, masing-masing kelompok bertugas untuk memaparkan tentang struktur, system regenerasi, kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing yang menjadikan pembeda dengan BEM UNJ. Dan para peserta melanjutkan persentasi kembali mengenai Sistem Tata Kelola yang ada di Kampus, dan setiap kelompok diminta untuk memaparkan tentang struktur, fungsi, kelebihan serta kekurangan yang dimiliki serta solusi kongkritnya.

Acara selanjutnya yaitu Materi Pertama; Kontra Intelejen. Pada materi pertama ini dimoderatori oleh kak Afif (Kadept Sospol BEM FE) dan materi tersebut dibawakan oleh bang Aziz (CEO @SedekahHarian). Berbeda dengan PKMU sebelumnya, materi kali ini di bawakan di alam terbuka, para peserta diminta untuk keluar ruangan dan duduk di hamparan pasir yang berhadapan langsung dengan pantai, diawali dengan cerita singkat perjalanan bang Aziz di kampus tercinta.

Selanjutnya bang Aziz memaparkan tentang Kontra Intelejen itu sendiri, Kontra Intelejen merupakan informasi yang dihargai atas ketepatan waktu dan relevansinya, bukan detail dan keakuratannya. Tugas intel itu sendiri bukan untuk menangkap orang, tetapi hanya untuk mengecek informasi tetapi pada saat ini fungsi intel itu tersendiri berubah alih menjadi seorang yang dengan bebas menyadap informasi seseorang melalui handpone pribadi seseorang. Bang Azis pun memaparkan tentang misi intelejen, tujuan kontra intelejen dan lain sebagainya.

"Kita harus mengingat pesan Bung Karno; jika engkau mencari pemimpin, carilah yang dibenci, ditakuti, atau dicacimaki asing karena itu yang benar. Pemimpin tersebut akan membelamu di atas kepentingan asing itu. Dan janganlah kamu memilih pemimpin yang dipuji-puji asing, karena ia akan memperdayaimu”Ujar bang Aziz sebagai kata pengakhir dari materi ini.


Acara selanjutnya adalah materi kedua, yaitu materi mengenai Public Relations yang akan dimoderatori oleh kak Aziz dan materi tersebut dibawakan oleh Bang Akmal. 

"Hari ini para pemuda dari masing-masing fakultas berkumpul hadir disini, dan yang membedakan antara kalangan muda dan tua adalah semangatnya. Maka kalahkan suara ombak tersebut dengan sambut salam saya; HIDUP MAHASISWA!" Ujar kak Fajri selaku moderator

Pemaparan materi kali ini di awali dengan cerita singkat perjalanan hidup bang Akmal, beliau bercerita bahwa semua orang merupakan guru beliau, dan semua tempat adalah sekolah beliau. Ketika melihat desiran ombak yang beliau ingat adalah amanah, amanah mengenai teman-teman di kampungnya yang selalu menjaga perbatasan agar tidak ada satupun bendera Philiphina yang menancap di Ibu Pertiwi, itu merupakan nasionalisme ala mereka.


Indonesia was best contry” Ujar bang Akmal. Dan bang akmal mengawali diskusi ini dengan melemparkan pertanyaan “Mengapa hanya dulu? Mengapa tidak sekarang?” kepada para Peserta yang hadir di dalam diskusi tersebut, lalu beberapa peserta menjawab “Karena Indonesia dulu punya pemimpin yang hebat..”

Ya, salah satu yang menjadikan Indonesia hebat adalah pemimpinnya, dulu Indonesia mempunyai pemimpin yang hebat. Tidak ada sejarahnya Pemerintah Amerika mensiagakan pasukannya ketika seseorang datang mengunjungi Amerika. Tidak ada sejarahnya seseorang dapat menunjuk-nunjuk Kepala Negara di PBB. Siapa dia? Siapa yang memunyai kepemimpinan yang hebat seperti itu? Beliau adalah Soekarno.


Semua berawal dari casing, seorang Public Relations berbicara soal casing. Casing merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Perlakuan pegawai bank akan berbeda ketika seseorang memakai celana pendek ke bank walau membawa uang satu milliar dibandingkan dengan seseorang yang kebank dengan jas dan berdasi dengan membawa uang seratus ribu rupiah. Jika humas itu merupakan structural, maka Public Relations itu merupakan fungsional. Public Relations lebih kearah kepada bagaimana seorang PR medeliver kebijakan, bagaimana seorang PR bisa mendapat feed back.

Setelah materi kedua selesai para peserta di beri tugas untuk mencari warga sekitar dan bertanya tentang apa arti Pendidikan bagi mereka. Acara selanjutnya yaitu Ramah Tamah kepada para penduduk desa atau keluarga, para peserta diminta untuk memasak makanan yang akan disajikan diacara ramah tamah tersebut. Acara ramah tamah pun dimulai setelah shalat isya di Masjid setempat yang dibuka oleh kak Afif selaku MC, dan dilanjutkan dengan Tilawah, kemudian beberapa sambutan dari kak Ronny dan perwakilan warga setempat. Ketika perwakilan dari warga setempat maju untuk member sambutan, sambutan tersebut terlihat benar-benar keluar dari dalam hati, mereka sangat berharap kami para mahasiswa dapat kembali lagi kesana dan membangun desa tersebut, karena mengingat keadaaan desa tersebut tidak tersentuh oleh Pemerintah setempat.

Setelah 1 hari kalian tinggal, mungkin kalian sudah melihat banyak kekurangan di sini, Rumah yang terancam kena abrasi, keluarga yang ditinggal istri keluar negeri untuk mencari rezeki. Kami membutuhkan Relawan untuk memutus kemiskinan di desa ini, Kami berharap acara ini bukan hanya seremoinal belaka tetapi kami harap juga ada aksi nyata. Semoga hati kalian dapat tergerak untuk melakukan perubahan disini, kami menunggu kalian disini, ini semua bukan tentang prestis yang akan kami berikan kepada kalian, tetapi ini semua tentang apa yang sudah kalian berikan kepada bangsa ini..” –Abdul Kholik

Kemudian acara ramah tamah ini dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh bapak Abdul dan ditutup oleh MC dan makan bersama para warga. Keesokan harinya para peserta dikumpulkan kembali di Masjid untuk mendengarkan persentasi Kapita Selekta yang dibawakan oleh kak Irvandi Faisal selaku Wakil Ketua BEM UNJ 2015-2016, dan dilanjutkan diskusi terkait rencana strategi yang dibawakan oleh kak Ronny. Acara selanjutnya para peserta dipersilahkan untuk melakukan pengabdian masyarakat dengan berbagi tugas, 3 orang bertugas untuk memasak, 4 orang bertugas untuk membersihkan pantai dan sisanya melakukan pembelajaran sambil bermain untuk anak-anak setempat. Setelah itu, kami dipersilahkan untuk pamit ke keluarga tempat kami menginap dan melakukan dokumentasi bersama. Acara kemudian ditutup dengan do'a.

Pesan moral yang dapat diambil dari PKMU 2 kali ini adalah:

Coba sejenak menundukkan diri, merendahkan hati dan melihat mereka, berapapun mereka berusaha dengan keras kemungkinan besar mereka akan tetap menjadi seperti itu; kurang berpendidikan (beda ceritanya memang, jika Allaah sudah berkehendak). Begitu pula anak dan keturunan mereka nanti, pun seterusnya akan tetap seperti itu. Sedangkan kamu? Boleh jadi kamu saat ini tak punya uang, tugas kuliah & organisasi mu begitu banyak, masalah datang kepadamu bertubi-tubi, tapi setidaknya kamu punya kesempatan yang lebih besar dari mereka untuk berhasil, kamu punya masa depan yang lebih cerah dibanding mereka disana. Mereka tidak punya pendidikan tinggi, sedangkan kamu punya. Mereka tidak punya gadget, sedangkan kamu berlimpah ruah. Mereka selalu makan dengan lauk apa adanya, sedangkan kamu malah sering mengina makanan yang ada. Mereka bersyukur karena bisa bertahan hidup, sedangkan kamu membuang-buang uang untuk sekedar menikmati hidup. Kenapa kamu masih harus malas dan mengeluh disaat orang-orang yang mempunyai keterbatasan masih semangat menjalani hidup? Kamu orang yang beruntung, jadi tidak sepantasnya kamu MENYERAH dan MENGELUH.

Hidup Mahasiswa!


@PuteriSR


You May Also Like

0 komentar