[Report]
Jakarta (17/04/2015), Pelatihan Kepemimpinan
Mahasiswa UNJ tahap 1 dengan tema “Leading the Change” dilaksanakan di kampus
D, Universitas Negeri Jakarta berjalan dengan lancer. Acara ini berlangsung
dari pukul 13.30 – 17.30 WIB. Acara ini dihadiri oleh para peserta PKMU yang
telah terseleksi dari berbagai Fakultas yang ada di Universitasi Negeri
Jakarta, serta para Pembicara yang akan menyampaikan materi. Acara PKMU ini
dibuka oleh Kak Septian selaku MC, tilawah oleh kak Bambang, menyanyikan lagu
Indonesia Raya dan Totalitas Perjuangan yang dipimpin oleh kak Linda, dan
dilanjutkan dengan kata sambutan oleh kak Aji Handoyo selaku Ketua Pelaksana
PKMU tahun 2015.
“PKMU ini bukan lagi
sarana pembentukan mental, tapi sarana untuk pengembangan mental dan
aktualisasi diri. Karena sarana pembentukkan mental sudah kalian lakukan di
PKMJ & PKMF. Dan di PKMU ini, merupakan salah satu cara untuk pembentukkan
diri” –Aji Handoyo Mukti
Setelah rangkaian pembukaan selesai, dilanjutkan ke
acara selanjutnya yaitu Materi Pertama; Manajemen Waktu. Pada materi pertama
ini dimoderatori oleh kak Randi
Ramdhani (Komandan Pandawa FE UNJ tahun 2014-2015) dan materi tersebut
dibawakan oleh kak Devrizal Siregar (Ka BEM UNJ 2003)
Pada materi kali ini diawali dengan cerita singkat
perjalanan bang Dev di kampus tercinta, Bang Devrizal mengatakan bahwa dikampus
inilah ruh bergerakan beliau tumbuh, sepak terjal mengenai sospol telah ia
lalui dikampus tercinta ini, ia berpendapat bahwa saat ini beliau tidak
membutuhkan orang lain, yang ia butuhkan hanyalah Allah semata.
Selanjutnya bang Dev menerapkan Zero Main Concept, dimana para peserta PKMU diminta untuk berkumpul
sesuai dengan kelompoknya masing-masing, dan diminta untuk menjelaskan apa itu
Manajemen Isu menurut kelompok masing-masing, dan kelompok 2 mendapatkan
kesempatan untuk menjawab pertanyaan bang Dev pertama, menurut kelompok 2
manajemen adalah proses pengelolaan terhadap suatu hal, sedangkan isu adalah
kejadian-kejadian yang sedang terjadi di masyarakat. Manajemen isu adalah
proses pengelolaan terhadap kejadian-kejadian yang sedang terjadi di
masyarakat.
“Masalah dan isu
itu pasti ada dan setiap orang harus punya cara masing-masing untuk
menghadapinya.” Ujar bang Devrizal.
Dalam pengelolaan, isu harus di identifikasi
terlebih dahulu, tetapi beda jika sedang turun kelapangan, amanat dari pemimpin
tidak perlu di identifkasi terlebih dahulu. Ketika kita menerima isu, ada
beberapa hal yang dapat kita lakukan: Mereduksi isu tersebut, Menjadikan isu
tersebut peluang (seperti isu mengenai pilpres, itu dapat dijadikan peluang,
kita dapat menjual baju-baju atau merchandise mengenai para capres tersebut),
dan terakhir kita dapat menjadikan isu tersebut potensi.
Setelah melakukan identifikasi isu-isu yang ada
tahap selanjutnya adalah melakukan Plan, Action dan Solution. Kita harus pintar
memilah-milih isu yang terdapat di masyarakat. Contohnya seperti berita tentang
seorang PSK yang dibunuh dikosannya, tahap pertama kita harus mengidentifikasi
isu tersebut apakah penting untuk kita tindak lanjuti, atau tidak perlu? Apakah
isu tersebut berimbas pada kehidupan kita dan orang-orang disekitar kita atau
tidak? Jika tidak, silahkan jadikan berita tersebut menjadi pengetahuan saja,
tidak perlu di tindak lanjuti.
Pada kenyataannya, Opini Publik dapat di putar
balikkan, kita ambil contoh kasus pada peristiwa Janur Kuning, pada saat itu
Belanda membangun isu bahwa Pemerintah Indonesia sudah tidak mempunyai kekuatan
untuk melawan Belanda, tetapi Jendral Sudirman berusaha menunjukkan kepada
dunia bahwa isu tersebut tidak benar, beliau mengatur gerakan yang diadobsi
oleh Vietnam yaitu perang no systemic atau kita biasa menyebutnya dengan perang
gerlia, dan pada saat itu Jendral Sudirman dan teman-temannya membangun opini
public dan menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia masih ada, dan pada saat
itu Indonesia memegang kembali kemerdekannya. Pada contoh kasus diatas, itu
merupakan tahapan-tahapan dalam pengelolaan isu, setelah mengidentifikasi isu
dari Belanda, kemudian Jendral Sudirman membuat Plan, melakukan Action dan
memberi Solusinya.
Setelah bang Devrizal memaparkan materi mengenai
Manajemen isu, kemudian para peserta PKMU diberi kesempatan untuk melakukan
tanya jawab, ada 3 penanya yang diberi kesempatan untuk bertanya, salah satu
hal yang ditanyakan adalah bagaimana cara mengidentifikasi isu dan memilah isu
tersebut apakah valid atau tidak, dan bang defrizal menjawab cara
mengidentifikasi isu adalah dengan menganalisisnya sendiri, kita harus pintar
membandingkan satu berita dengan berita lainnya, kita harus comprehenshif dan
jangka panjang. Terkadang kita beranggapan bahwa membaca satu atau dua artikel
di internet sudah lebih dari cukup sebagai dasar untuk sekedar mengomentari.
Setelah berakhirnya materi pertama, MC
mempersilahkan para peserta untuk melakukan shalat Ashar dan melakukan
Registrasi ulang, dan bagi peserta yang tidak menaati aturan yang diberlakukan
diminta untuk tinggal di dalam ruangan. “Di
PKMU ini memang sudah tidak ada kdsp, komdis atau panitia yang bertugas untuk
memarahi kalian layaknya PKMJ atau PKMF, ini adalah PKMU, setiap kesalahan yang
kalian lakukan akan berimbas ke penilaian kalian, jadi dikembalikan ke pada
diri kalian masing-masing terhadap inisiatifnya untuk taat kepada peraturan
yang ada.” Ujar ka Septian selaku MC.
Acara selanjutnya adalah materi kedua, yaitu materi
mengenai Rekayasa Sosial yang akan dimoderatori oleh kak Aziz dan materi
tersebut dibawakan oleh Bang Adam.
Bang Adam mengawali materi kali ini dengan bercerita
sekilas tentang dirinya, beliau merupakan salah satu calon anggota DPR termuda
dari suatu parpol, prinsipnya ketika dicalonkan adalah “lebih baik saya datang dan tertunduk malu daripada saya harus mengemis
kepada orang-orang yang memiliki kepentingan, saya merdeka dari orang-orang
yang mempunyai kepentingan di pemerintahan”
Selanjutnya bang Adam memaparkan bahwa Mahasiswa
Universitas Negeri Jakarta menjadi pergerakan Mahasiswa di daerah Jakarta, dan
menceritakan bahwa Pergerakan mahasiswa saat ini telah digembosi. Rekayasa
merupakan suatu hal yang tidak asli, sedangkan Rekayasa Sosial yaitu bagaimana
suatu masyarakat mengikuti apa yang diinginkan si perekayasanya.
Rekayasa dibentuk negara agar masyarakat mengikuti
apa yang diinginkan negara, bang Adam kemudian menjelaskan tentang
contoh-contoh rekayasa dari lingkup yang terbesar sampai yang terkecil, yaitu
tentang Rekayasa perang AS vs Vietnam, Konflik antara NAZI dan Yahudi, Soekarno
di zaman Orde Baru, Rekayasa Lalu Lintas dan kemudian Rekayasa Cuaca. “Ketika kita tidak tahu bagaimana aslinya
maka kita tidak akan pernah tahu bahwa kita merupakan korban rekayasa” ujar
Bang Adam
Kemudian bang Adam menjelaskan tentang sarana dan
fasilitas rekayasa, anatra lain adalah melalui Perorang (tokoh atau figure),
kemudian kelompok atau komunitas, media cetak atau elektronik. Dampak-dampak
dari rekayasa pun antara lain adalah tertutupnya mana yang asli dan rekayasa,
krisis kepercayaan, saling curiga mencurigai.
“Jangan
sia-siakan Almamater kalian, tahun ini merupakan tahunnya mahasiswa, tidak ada
satupun alasan bagi kalian untuk mendukung pemerintahan saat ini. BBM naik,
padahal harga minyak dunia saat ini sedang turun. Tol dikenakkan pajak, Hukum
sudah tidak jelas. Kalau kalian menjadi mahasiswa yang kupu-kupu. Apa
perbedaannya kalian dengan anak SD yang memakai seragam? Layakkah kalian
disematkan nama MAHA di depan nama siswa? Bergeraklah…” Ucap bang Adam
sebagai kata penutup dari materi kedua ini.
Selanjutnya, masuk ke rangkaian acara terakhir yaitu
pembagian kelompok kembali dan pembacaan tugas yang dibacakan oleh ka Rizky
Fajri dan acara Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa UNJ ini ditutup dengan doa.
Salam #KontribusiMenginspirasiUntukNegeri !!!
Puteri Sarah Ramdani
Kelompok 2
Manajemen FE 2013
ps:
Terimakasih bang Devrizal atas $10 nya, semoga dapat
bermanfaat bagi kelompok kami! *edisi siapa kompak dia dapat*