Wisata Hati ke Kemendikbud

by - Mei 08, 2015

[Report]

Aksi Hari Ini

Jakarta (08/05/2015), Dalam rangka mengkritisi kinerja Kemendikbud di Hari Pendidikan, Departemen Pendidikan & Departemen Sosial Politik BEM UNJ melaksanakan aksi “Wisata Hati ke Kemendikbud” di depan Gedung Kemendikbud, Jakarta. Masa aksi yang berjumlah sekitar 150 orang berkumpul di tugu pergerakan UNJ dari pukul 08.00. Adapun aksi dilaksanakan dari pukul 13.00 s.d. 18.00 WIB.


Aksi  “Wisata Hati ke Kemendikbud” kali ini dipicu karena keadaan Pendidikan di Indonesia saat ini berada di posisi Gawat Darurat. Sejumlah kebijakan yang diambil oleh pemerintah sejauh ini pun semuanya jauh dari upaya memperbaikki pendidikan di Indonesia. Dari sekian banyak permasalahan yang terjadi di dalam Pendidikan di Indonesia, kami menuntut Mendikbud untuk; (1) Menegaskan Kurikulum Nasional, (2) Peninjauan Kembali pelaksanaan UN sesuai dengan konstitusi (UU Sisdiknas pasal 58 ayat 1 dan 2), (3) Mensejahterakan guru terutama yang didistribusikan ke daerah, (4) Hentikan liberalisasi pendidikan, (5) Reformasi pendidikan moral bangsa.

Tututan tersebut satu persatu disampaikan melalui orasi ilmiah yang dibawakan oleh perwakilan masing-masing fakultas yang ada di UNJ dan universitas yang ikut serta meramaikan jalannya aksi ini. Didalam beberapa orasi yang disampaikan mengatakan bahwa pemerintah tidak konsisten karena pemberlakuan dua kurikulum yang berbeda di sekolah Indonesia, yaitu kurikulum 2013 & KTSP, masyarakat perlu adanya kejelasan mengenai kurikulum apa yang harus diterapkan. “Jangan jadikan kurikulum pengajaran sebagai proyek anda wahai bapak dan ibu, setiap adanya pergantian menteri, terdapat pula pergantian kurikulum di sekolah, penerapannya tidak akan semudah itu.” Ujar salah seorang orator dari perwakilan fakultas di UNJ.

Masalah selanjutnya adalah di tengah kontroversi Ujian Nasional, pemerintah justru menerapkan system komputerisasi di beberapa sekolah, padahal system tersebut belum mampu diterapkan di Indonesia. “Lihatlah ke sekolah di pelosok negeri di Indonesia bapak ibu, jangankan menerapkan system komputerisasi untuk Ujian Nasional di sekolah mereka, listrik saja mereka tak ada, jangan memperumit dan menambah masalah baru di sini…” Ujar salah satu seorang orator yang sedang berorasi di atas mobil.

Aksi yang digelar kali ini sangat berwarna karena dilengkapi dengan penampilan pentas dari Fakultas Bahasa & Seni terkait Pendidikan di Indonesia, selain itu gemuruh salam kebangkitan & lagu kebanggaan para Mahasiswa juga mewarnai jalannya aksi kali ini. Setiap kali ada aksi, selalu ada reaksi. Dan itu pula yang kami minta dari para pejabat di Kemendikbud, kami meminta tanggapan dari mereka terkait tuntutan yang kami sampaikan, dan pada sore hari perwakilan dari Kemendikbud pun keluar menemui kami setelah melakukan perbincangan dengan para Presma di dalam. “Kami akan mem-fasilitasi kalian untuk bertemu dengan bapak menteri, karena bapak masih di luar negeri, kita akan atur jadwal pertemuan di akhir Mei.” Ujar perwakilan dari bagian Humas Kemendikbud.

Sekian, hanya sedikit yang dapat saya sampaikan. Saya tidak dapat mencatat satu persatu orasi yang dilakukan tadi, karena saya terlalu larut dalam suasana aksi. Terimakasih PKMU telah mengenalkan saya pada lingkungan ini; lingkungan yang membedakan kita dengan siswa, lingkungan yang mungkin berpengaruh ketika seseorang dahulunya menyematkan kata ‘Maha’ didepan kata siswa. Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!

“Bergeraklah, karena salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Jika anda tidak bergerak, berarti anda; mati.”

@PuteriSR



Helo, this is my first 'aksi' :)

aksi itu seru ternyata, terimakasih PKMU sudah mengenalkan saya ke dalam lingkup ini.


"Karena diam berarti setuju, dan kami memilih untuk tidak diam" 

You May Also Like

0 komentar