Tentara Perbatasan

by - September 04, 2016

[a journal to remember]

Day 6
3rd September 2016

Soooo excited, hari ini mengunjungi tentara perbatasan di Aji Kuning, Sebatik.

Subuh di Sebatik menjadi subuh yang sangat dirindukan, karena udara dingin yang menusuk selimut, entah bagaimana bisa, disiang hari kami disajikan dengan udara yang sangaaaaat puanasssss, tetapi di malam hari hujan datang membasahi tanah Sebatik ini, apapun keadaannya, syukuri ajalah ya.

Pagi ini, kami diminta membantu kakak-kakak SGI mengadakan event di SDN 006 Aji Kuning, jarak antara tempat singgah kami ke SD sangat lah jauh, motor pun kami tak punya, alhamdulillah ummi andi datang ke rumah singgah kita, ajak kita bareng naik motor sampah, heuu tak apalah yg penting kami nak pegi ke SD tu.

Sesampainya disana, ku diminta jadi mc sama mas aldo, yeu ga dimana-mana ujung2nya pasti deeh jd mc haha, takpe laah. Liat cigku-cikgu (ini tulisannya yg mana ya yg bener-,-) disana saya jadi ikuuut semangat, hehe bayangin aja mereka harus mengatasi anak-anak yang hyperactive disana, mereka harus mampu memotivasi anak-anak untuk pergi ke sekolah walaupun harus menempuh jarak berkilo-kilo-kilo-kilo meter (serius men gw ga boong jauh bangeeeet dan mereka kadang jalan, kadang ada bus sekolah gitu).

Singkat cerita acara formalnya udah selesai, akhirnya ku dan kak fatma sok ide2 licik gitu mau pinjem motor ustadz buat ngebolang HAHA, akhirnya kita pun minjem....

Kunjungan pertama kita putuskan untuk mengunjungi SD 004, padahal baru jam 09.30 tapi SDnya udah sepi. Pas ditanya kenapa sepi, eh kata ibu guru dipulangin karena bajir.....

Yauda kita rumpi-rumpi singkat dan jelasin programnya Dompet Dhuafa; Sekolah Smart Ekselensia.
Ini salah satu ikhtiar yang kami lakukan, agar anak disini keluar untuk menuntut ilmu dan kembali lagi untuk memajukan daerahnya.

Dan...
Kita pun bergegas, karena liat bacaan "SATGAS PAMGAS RI-Malaysia 1km" kita pun kepo...
Akhirnya sok-sok tehe mau kesana dengan dalih ingin mengunjungi tentata perbatasan😂🙌🏼

Sudah mendekati wilayah tentara perbatasan kok makin horor gitu yaa, mau take foto tapi takut gaboleh foto-foto, akhirnya di gerbang ketemu abang-abang TNI (lupa namanya) dari Makassar, kebetulan dia dan batalionnya lagi ditugaskan disana.

"Mau ngapain dek?"

"Em.. Em ehehe mau main aja mas. Tapi main kok kesini ya mas, gapapa kan ya mas.."

"Iya gapapa dek..."

Dan, lanjut kita cerita..
Kenapa pada akhirnya harus dijaga.
Kenapa harus selalu siaga.
Jadi itu barak/rumah singgah tentara yang jaga diperbatasan, pos perbatasannya bukan disitu ternyata, akhirnya pamit ke abangnya mau main ke pos perbatasannya.

Jujur aja, karena ku terlalu excited jadi gak terlalu dengerin mas-mas TNInya ngomong apa, di pos perbatasan Aji Kuning pun begitu, ku excited foto-foto dan nanya-nanya iseng, tanpa dengerin betul jawabannya mereka kayak apa hehehe.

Tapi intinya sih gini ya kurang lebih:
Mereka jaga patok 03 (1 dari beberapa patok yang ada di Sebatik) karena patok itu gak sesuai dengan derajat pengukuran pada saat penegasan batas wilayah dulu, jadi patoknya bergeser.

Dulu, untuk pergi menjenguk keluarga di wilayah yang katanya sekarang punya Malaysia mereka tidak memerlukan paspor, tetapi sekarang mereka diminta mengeluarkan paspor apabila berkunjung, padahal dulu itu masuk kedalam wilayah Indonesia, bukan malaysia.

Yang bikin excited parah lagi, liat rumah yang depannya Indonesia dapurnya malaysia, tu rumah dulu kan pernah hits di tv-tv ya dan ku bisa liat langsung yeaaay.

Sebenernya masih banyak, tapi ini udah kebanyakan kayaknya ya ceritanya😹

Ditunggu ya cerita sampis di bagian lain👋🏻


You May Also Like

1 komentar