Pemimpin Ideal untuk Indonesia-ku
“Jabatan adalah
amanah, ia pada hari kiamat akan menjadikan yang menyandangnya hina dan
menyesal kecuali yang mengambilnya dengan benar dan menunaikan tugasnya dengan
baik.”- Nabi
Muhammad SAW
Terkadang menjadi pemimpin itu
dianggap enak, menjadi pemimpin itu dianggap bisa berkuasa. Tetapi banyak yang
tidak menyadari bahwa hal yang dilakukan oleh seorang pemimpin itu akan
dipertanggung jawabkan nantinya di akhirat. Pada dasarnya, setiap orang adalah
pemimpin. Minimal setiap orang memimpin dirinya sendiri untuk menuju pribadi
yang lebih baik. Jika seseorang sudah mampu memimpin dirinya sendiri dengan
baik, berarti ia juga mampu untuk memimpin orang lain. Karena memimpin itu
dimulai dari membenahi diri kita terlebih dahulu. Lalu bagaimana sosok pemimpin
yang ideal untuk Indonesia?
Saat ini banyak kita temui figure pemimpin
bangsa yang serharusnya menjadi panutan tetapi malah mengecewakan. Pemimpin
sejatinya adalah lahir dari pilihan rakyat. Ingatkah bahwa demokrasi itu
menjunjung tinggi nilai “dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”, ini dapat
diartikan bahwa Pemimpin merupakan cerminan dari rakyat di suatu Negara itu
sendiri. Demokrasi sejati menghendaki proses pemilihan sebagai ikhtiar
mempromosikan kebenaran, tetapi tidak untuk saat ini. Ada pepatah mengatakan bahwa
“suara rakyat merupakan suara tuhan”, menurut pendapat saya serendah itukah
tuhan mu? Pada saat ini suara rakyat bahkan dapat dibeli dengan kupon sembako
dan uang yang beredar ketika serangan fajar. Dari rakyat dan untuk rakyat, kita
yang memilih dan kita pula yang akan memetik hasil dari pilihan kita sendiri.
Jika kita memilih Pemimpin yang zalim, maka kita pula yang akan menikmati
ke-zalimannya.
Lalu, bagaimana sosok ideal untuk
pemimpin di Indonesia?
Menurut saya sosok pemimpin yang
ideal itu seperti Rasulullah, Meskipun Rasuluillah SAW merupakan pemimpin yang
sangat dihormati oleh para pengikutnya, tetapi hal tersebut tidak menjadikan
beliau menjadi orang yang sombong. Tidak seperti saat ini, para pemimpin yang
diamanahkan oleh rakyat untuk menjalankan pemerintahan di Negara justru sibuk
memperkaya diri sendiri, dan mengabaikan amanah tersebut.
Kepemimpinan Rasulullah dicerminkan
dalam 4 sifat yaitu, Sidiq, Amanah, Fathonah, dan Tablig. Sebelum memimpin
ummatnya, Rasulullah terlebih dahulu memimpin dirinya sendiri, memimpin dirinya
untuk berkata yang baik atau lebih baik diam, memimpin dirinya dari hawa nafsu,
lalu kemudian memimpin keluarganya dengan cara yang terbaik. Begitu pula yang
harus dilakukan oleh seorang pemimpin, seorang pemimpin harus terlebih dahulu
belajar memimpin dan membenahi dirinya terlebih dahulu sebelum akhirnya
memimpin orang lain.
Pada saat ini, moral Pemimpin di
Indonesia sudah amat memprihatinkan. Hampir setiap hari kita disuguhi berita
yang sangat menyayat hati. Banyak pemimpin kita mulai dari Bupati, Gubernur,
Mantan Polisi bahkan Hakim yang bertugas untuk menegakkan hukum itu sendiri pun
tersangkut masalah korupsi, hal ini terjadi karena mereka tidak memahami bahwa
menjadi seorang pemimpin itu adalah amanah Tuhan. Maka sebaiknya seorang
pemimpin mempunyai sifat Amanah agar tidak mudah tergoda oleh gemerlap dunia.
Pemimpin Indonesia pada saat ini
juga menganggap bahwa kepemimpinan menjadi cara terbaik dan tercepat untuk
mencapai kekuasaan. Padahal sebagai pemimpin seharusnya memahami tugasnya
melayani rakyat, bukan semata-mata ingin mencapai kekuasaan dan memenuhi
keinginan pribadi. Banyak pemimpin saat ini yang menjadikan jabatan sebagai
pemimpin sebagai ajang mengeruk keuntungan sebesar-besarnya, maka banyak para
pemimpin yang tersandung kasus korupsi.Maka dari itu, pemimpin sebaiknya harus
menerapkan sifat Sidiq dalam dirinya.
Lantas bagaimana
sehausnya pemimpin bersikap?
Disinilah pentingnya
akhlak karimah. Pemimpin yang berakhlak mulia selalu menyelaraskan antara
perbuatan dengan perkataan yang diucapkannya. Dengan akhlak karimah, derajat
seorang pemimpin menjadi tinggi. Dan ia akan dihormati oleh rakyatnya. Pemimpin
yang berakhlak mulia akan melahirkan tatanan masyarakat yang adil, aman,
tentram dan sejahtera.
Kurang dari setahun,
kita akan menghadapi dunia perekonomian yang baru. Tepatnya pada 1 Januari 2015,
Indonesia bersama dengan ke Sembilan Negara ASEAN lainnya telah menyepakati
perjanjian MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Menghadapi MEA merupakan hal yang
menakutkan bagi beberapa kalangan. Misalnya ada kekhawatiran bahwa lahan nafkah
hidupnya akan diambil pendatang yang berasal dari luar Indonesia. Seperti yang
kita ketahui, Indonesia merupakan pasar terbesar karena jumlah konsumsi yang
besar. Tetapi dengan melihat para pesaing Indonesia di dalam kualitas produk,
Indonesia jauh tertinggal dibandingkan Negara-negara ASEAN lainnya. Lalu
bagaimana peran pemerintah dalam menghadapi MEA tersebut?
Tak kenal maka tak
sayang, begitu pula dengan program Masyarakat Ekonomi ASEAN ini. Jika kita
survey ke berbagai lapisan masyarakat di Indonesia, kebanyakan dari penduduk
Indonesia mungkin banyak yang belum tahu apa itu MEA, dan kebanyakan dari
mereka yang tidak tahu adalah masyarakat kalangan menengah kebawah. Bagaimana
kita bisa menghadapi MEA jika masyarakat di dalamnya saja tidak tahu apa itu
MEA? Peran pemerintah dalam menghadapi MEA adalah mensosialisasikan program
Masyarakat Ekonomi ASEAN ini kepada seluruh masyarakat di Indonesia, dan kami
sebagai Mahasiswa seharusnya ikut andil dalam mensosialisasikan program MEA
tersebut.
Ketika masyarakat
Indonesia sudah mengetahui apakah itu MEA, mereka pasti akan lebih bersiap-siap
untuk menghadapi hal tersebut. Peran pemerintah disini berfungsi untuk
mengarahkan masyarakat dan memberikan apa saja yang dibutuhkan untuk bersaing
dengan Negara ASEAN lainnya, seperti keterampilan berbahasa asing, dan
interpersonal skills lainnya.
Dan
untuk menghadapi persaingan bebas dengan para pendatang saat MEA tahun 2015,
kita harus membuat strategy bagaimana agar merk Indonesia, entah produk atau
jasa bisa dikenal, tidak hanya di dalam pasar luar negeri tetapi juga dipasar
luar negeri sehingga mampu bersaing dengan Negara ASEAN lainnya. Lalu bagaimana
cara membuat produk agar bisa bersaing dengan produk luar negeri lainnya?
Pertama,
kita harus mensurvey bahwa produk yang kita tawarkan sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan pasar. Dan mungkin kita menampilkan kebudayaan Indonesia yang
menjadi kekuatan utama pada setiap produk kita sehingga orang luar negeri
tertarik untuk memakainya. Bila kita tahu cara membangunnya, maka tidak ada
ketakutan lagi untuk bersaing dengan Negara ASEAN yang lain di MEA.
Refrensi: Internet
Refrensi: Internet
0 komentar