Organisasi sebagai Diorama Demokrasi

by - Juni 20, 2014

“Bergerak atau Tergantikan!”

Mahasiswa dan Organisasi, menurut saya merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Banyak jenis-jenis mahasiswa, ada yang dibilang kupu-kupu (Kuliah-Pulang), ada juga mahasiswa yang kunang-kunang (Kuliah-Nangkring) tetapi saya memilih menjadi mahasiswa kura-kura (Kuliah-Rapat). Organisasi sebenarnya sangat penting untuk mahasiswa, namun kesadaran mahasiswa akan pentingnya berorganisasi sangat minim belakangan ini. Sudah semakin berkurang minat mahasiswa untuk bergabung dengan organisasi-organisasi yang ada didalam kampus, padahal didalam organisasi ini banyak pengalaman yang akan kita dapatkan, salah satunya adalah pelatihan soft skill untuk kedepannya.

Sebelum lulus SMA kita sudah merencakan nanti akan melanjutkan studi kemana? Universitas apa? Jurusan apa? Setelah kuliah cara belajar yang kita jalani sangat kontras dengan cara belajar sewaktu SMA. Mahasiswa dituntut untuk lebih aktif belajar sendiri. Waktu luang saat menjadi mahasiswa sangat banyak. Karena jam kuliah yang jauh lebih sedikit dari pada SMA. Banyak mahasiswa mengisi waktu luang tersebut dengan berbagai macam cara, ada yang belajar dan terus belajar, dan ada yang bergabung di organisasi-organisasi kampus.

Menurut saya, jika seorang mahasiswa tidak mengikuti Organisasi. Lalu apa yang membedakan mahasiswa dengan siswa pada umumnya? Mahasiswa, bukan lagi seorang siswa biasa yang menuntut ilmu di institusi pendidikan (SD, SMP, maupun SMA) seperti yang pernah kita lewati, tambahan kata ‘maha‘, sebelum kata ‘siswa‘ memberikan identitas yang berbeda dengan siswa pada umumnya.

“Mahasiswa takut pada dosen
Dosen takut pada dekan
Dekan takut pada rector
Rektor takut pada menteri.
Menteri takut pada presiden.
Presiden takut pada mahasiswa..
- Ismail Marzuki

Dari penggalan puisi diatas dapat kita simpulkan bahwa mahasiswa mempunyai peran yang amat penting di dalam Pemerintahan Negara ini. Kenapa bisa begitu? Karena mahasiswa memiliki sesuatu yang lebih, jabatan yang lebih. Tahu kenapa disebut Mahasiswa? Karena mereka lebih dari seorang siswa yang kewajibannya hanya belajar dan belajar. Mahasiswa harus melakukan tindakan. Aksi dari Mahasiswa-lah yang ditunggu. Bukan lagi dipancing tapi harus memancing. Saatnya melakukan suatu pengabdian kepada masyarakat, melakukan perubahan, dan memberika energi-energi positif kepada rekan-rekan yang lain.

Melalui Organisasi kemahasiswaan inilah menjadi wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian yang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan yang dapat diterapkan, dikembangkan , dan diupayakan penggunaanya untuk meningkatkan tarap kehidupan masyarakat. Diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa dengan memberikan peranan dan keleluasaan lebih besar kepada mahasiswa.

Organisasi sebagai Dirorama Demokrasi

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan olehpemerintah negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.


Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan peraturan.

Masih ingatkah dengan 4 fungsi sebagai Mahasiswa? Ya, Agent of Change, Social Control and Iron Stock. Sebagai agen perubahan, mahasiswa bertindak bukan ibarat pahlawan yang datang ke sebuah negri lalu dengan gagahnya sang pahlawan mengusir penjahat-penjahat yang merajalela dan dengan gagah pula sang pahlawan pergi dari daerah tersebut diiringi tepuk tangan penduduk setempat. Sebagai Agent Perubahan di Orama Demokrasi mahasiswa menjadi agen-agen yang terjun langsung ke masyarakat untuk menyampaikan fungsi dari Demokrasi itu sendiri.


Mengapa harus menjadi social control? Peran mahasiswa sebagai kontrol sosial terjadi ketika ada yang tidak beres atau ganjil dalam masyarakat dan pemerintah. Saat ini di Indonesia, masyarakat merasakan bahwa pemerintah hanya memikirkan dirinya sendiri dalam bertindak. Usut punya usut, pemerintah tidak menepati janji yang telah diumbar-umbar dalam kampanye mereka. Kasus hukum, korupsi, dan pendidikan merajalela dalam kehidupan berbangsa bernegara. Inilah potret mengapa mahasiswa yang notabene sebagai anak rakyat harus bertindak dengan ilmu dan kelebihan yang dimilikinya. Pun begitu ketika ada yang tidak beres dengan Demokrasi di Indonesia, sebagai mahasiswa yang telah berorganisasi dan merasa mempunyai peran untuk menuntaskannya kita akan menuntaskannya.


Mahasiswa mempunya peran penting dalam menjalankan Demokrasi di Indonesia, sebagai mahasiswa yang mempunyai fungsi Social Contol, mahasiswa dituntut untuk memperhatikan alur Demokrasi, yaitu dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, dan menghindari politik uang. Mahasiswa juga mempunyai peran untuk meminimalisir angka Golput yang tinggi agar demokrasi berjalan dengan semestinya.

Ke depan, diharapkan peranan mahasiswa dalam proses demokrasi, mampu tampil sebagai organ bangsa yang memiliki kredibilitas dan kualitas mahasiswa yang bisa dibanggakan. Yaitu mahasiswa yang mampu memberikan kontribusi nyata kepada bangsa untuk mewujudkan demokratisasi yang sesungguhnya. Mahasiswa yang memiliki sifat dinamis, kreatif, responsive dan peka terhadap problema-problema kemasyarakatan.


Dan disini dapat kita lihat bahwa organisasi memainkan peran yang penting sebagai diorama Demokrasi. Karena organisasilah yang membentuk karakter seorang Mahasiswa, karena diorganisasilah interpersonal skill seorang mahasiswa diasah. Dan di organisasilah mahasiswa menyadari bahwa ia bukan lagi sekedar sisiwa yang hanya berkewajiban untuk belajar, di Organisasilah mahasiswa menyadari bahwa mahasiswa mempunya peran dan fungsi yang sangat vital dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

You May Also Like

0 komentar