• Home
  • About
  • Contact
    • Category
    • Category
    • Category
  • Shop
  • Advertise
Email Pinterest Linkedin Instagram Twitter Facebook

#SelfTalk Electronic!

Nahkoda sebuah kapal itu bernama pemimpin. Ia harus mampu mengarahkan kapalnya, dan memutuskan kemana kapal tersebut harus berlabuh. Ketika kapal tersebut di terjang ombak yang besar, pemimpin tersebut menjadi orang pertama yang paling bertanggung jawab atas kapal dan penumpang yanga ada di dalamnya. Sehingga, seorang nahkoda yang baik akan mencurahkan seluruh jiwa dan raga untuk berkorban demi orang yang di pimpinnya.

Pemilihan Gubernur DKI 2017 ini di ibaratkan sebagai proses pencarian Nahkoda sebuah Kapal yang bernama Jakarta. Para calon nahkoda berlomba-lomba mempersiapkan yang terbaik untuk mengarungi lautan tantangan di Jakarta.

Seorang pemimpin yang handal mampu mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan bersama, pemimpin bertugas untuk mengajak bawahannya bersama-sama saling bantu di dalam fungsinya masing-masing untuk mencapai tujuan bersama, tanpa adanya pengaruh dari diri seorang pemimpin mungkin bawahannya tidak akan melaksanakan tugas yang sudah diperintahkan oleh pemimpinnya.

Dalam prosesnya, pembelajaran tentang kepemimpinan tidak hanya di dapatkan melalui bangku pembelajaran saja, seorang pemimpin harus mempunyai pengalaman, serta softskill lain yang menunjang proses kepemimpinan.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
[a journal to remember]


Day 6
3rd September 2016


Soooo excited, hari ini mengunjungi tentara perbatasan di Aji Kuning, Sebatik.


Subuh di Sebatik menjadi subuh yang sangat dirindukan, karena udara dingin yang menusuk selimut, entah bagaimana bisa, disiang hari kami disajikan dengan udara yang sangaaaaat puanasssss, tetapi di malam hari hujan datang membasahi tanah Sebatik ini, apapun keadaannya, syukuri ajalah ya.


Pagi ini, kami diminta membantu kakak-kakak SGI mengadakan event di SDN 006 Aji Kuning, jarak antara tempat singgah kami ke SD sangat lah jauh, motor pun kami tak punya, alhamdulillah ummi andi datang ke rumah singgah kita, ajak kita bareng naik motor sampah, heuu tak apalah yg penting kami nak pegi ke SD tu.


Sesampainya disana, ku diminta jadi mc sama mas aldo, yeu ga dimana-mana ujung2nya pasti deeh jd mc haha, takpe laah. Liat cigku-cikgu (ini tulisannya yg mana ya yg bener-,-) disana saya jadi ikuuut semangat, hehe bayangin aja mereka harus mengatasi anak-anak yang hyperactive disana, mereka harus mampu memotivasi anak-anak untuk pergi ke sekolah walaupun harus menempuh jarak berkilo-kilo-kilo-kilo meter (serius men gw ga boong jauh bangeeeet dan mereka kadang jalan, kadang ada bus sekolah gitu).


Singkat cerita acara formalnya udah selesai, akhirnya ku dan kak fatma sok ide2 licik gitu mau pinjem motor ustadz buat ngebolang HAHA, akhirnya kita pun minjem....


Kunjungan pertama kita putuskan untuk mengunjungi SD 004, padahal baru jam 09.30 tapi SDnya udah sepi. Pas ditanya kenapa sepi, eh kata ibu guru dipulangin karena bajir.....


Yauda kita rumpi-rumpi singkat dan jelasin programnya Dompet Dhuafa; Sekolah Smart Ekselensia.
Ini salah satu ikhtiar yang kami lakukan, agar anak disini keluar untuk menuntut ilmu dan kembali lagi untuk memajukan daerahnya.


Dan...
Kita pun bergegas, karena liat bacaan "SATGAS PAMGAS RI-Malaysia 1km" kita pun kepo...
Akhirnya sok-sok tehe mau kesana dengan dalih ingin mengunjungi tentata perbatasan😂🙌🏼


Sudah mendekati wilayah tentara perbatasan kok makin horor gitu yaa, mau take foto tapi takut gaboleh foto-foto, akhirnya di gerbang ketemu abang-abang TNI (lupa namanya) dari Makassar, kebetulan dia dan batalionnya lagi ditugaskan disana.


"Mau ngapain dek?"


"Em.. Em ehehe mau main aja mas. Tapi main kok kesini ya mas, gapapa kan ya mas.."


"Iya gapapa dek..."


Dan, lanjut kita cerita..
Kenapa pada akhirnya harus dijaga.
Kenapa harus selalu siaga.
Jadi itu barak/rumah singgah tentara yang jaga diperbatasan, pos perbatasannya bukan disitu ternyata, akhirnya pamit ke abangnya mau main ke pos perbatasannya.


Jujur aja, karena ku terlalu excited jadi gak terlalu dengerin mas-mas TNInya ngomong apa, di pos perbatasan Aji Kuning pun begitu, ku excited foto-foto dan nanya-nanya iseng, tanpa dengerin betul jawabannya mereka kayak apa hehehe.


Tapi intinya sih gini ya kurang lebih:
Mereka jaga patok 03 (1 dari beberapa patok yang ada di Sebatik) karena patok itu gak sesuai dengan derajat pengukuran pada saat penegasan batas wilayah dulu, jadi patoknya bergeser.


Dulu, untuk pergi menjenguk keluarga di wilayah yang katanya sekarang punya Malaysia mereka tidak memerlukan paspor, tetapi sekarang mereka diminta mengeluarkan paspor apabila berkunjung, padahal dulu itu masuk kedalam wilayah Indonesia, bukan malaysia.


Yang bikin excited parah lagi, liat rumah yang depannya Indonesia dapurnya malaysia, tu rumah dulu kan pernah hits di tv-tv ya dan ku bisa liat langsung yeaaay.


Sebenernya masih banyak, tapi ini udah kebanyakan kayaknya ya ceritanya😹


Ditunggu ya cerita sampis di bagian lain👋🏻

Share
Tweet
Pin
Share
1 komentar
[a journal to remember]

Day 5
2nd September 2016

Dan satu hal yang kusadari..
Nikmat terbesar yang diberikan oleh Allah setelah iman dan islam adalah nikmat akan kekayaan alam yang melimpah di bumi ini.

"Bu kalo beli lombok dimana?" (red: Cabai)

"Metik disitu lah dikebun belakang.."

"Bu belanja dimana hari ini?"

"Disitu lah kita petik langsung.."

Disini makan durian gratis, makan duku tinggal metik, mau minum air kelapa tinggal nunggu jatoh dari pohonnya, mau bikin sambel tinggal ke kebun belakang rumah, mau minum ada air hujan, mau bikin gorengan ada daun pakis, mau ubi tinggal panen.

Fabi’ayyi ala’i rabbikuma tukazziban?
Maka, nikmat Tuhan mu yang manakah yang kamu dustakan?
31 kali dalam surah Ar-Rahman Engkau mengingatkan kami tentang nikmat yang selalu Engkau berikan, tetapi kami ya Rabb.. Selalu mendustakan nikmat yang Engkau beri, selalu angkuh sehingga tidak mensyukuri nikmat yang Engkau kasihi.

Allah sangat tahu apa yang engkau butuhkan.

Di bumi Kalimantan ini, tepatnya di pulau Sebatik, keadaannya sangat jauh dari kata nyaman (bagi orang kota).
Tidak ada Air, tidak ada Toko untuk sekedar jajan, tidak ada kuliner untuk menikmati makan, tetapi Allah hadirkan alam yang sangat luar biasa disini.

Allah hadirkan hujan hampir setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan hidup disini.
Allah tumbuhkan sayur mayur untuk menunjang kehidupan disini.
Allah suburkan buah-buahan yang begitu banyak untuk menyehatkan badan disini.

Dari sini ku menyadari,
Allah hadirkan begitu banyak nikmat untuk manusia pada kadarnya masing-masing agar kita BERSYUKUR, agar kita mengerti bahwa kita hanyalah makhluk yang lemah, yang tanpa kasih sayang dari Nya kita hanyalah seonggok daging yang tidak berguna.

Terimakasih Ya Rabb atas nikmat yang sering kali kami lupa. Kami, terlalu sibuk mengurusi perasaan kami yang terbengkalai akibat ulah kami sendiri. Maka, tidak ada ya Rabb, satupun nikmatMu yang berani kami dustakan.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
[a journal to remember]

day 4
1st September 2016

Mengajar di sekolah Tapal Batas yang semangat muridnya tak terbatas. Belajar dari sosok Ummi Suraidah; tentang semangatnya yang tak pernah padam untuk memberi.

Tiap harinya Ummi masak makan siang dalam jumlah yang cukup banyak, ya walaupun dengan lauk seadanya, tetapi itu sangat cukup untuk menjadi bahan bakar sebelum anak-anak pulang ke rumah mereka dipinggiran Malaysia.

Ya, ummi masakkan itu semua untuk mereka. Anak-anak yang singgah untuk melepas lelah sehabis pulang sekolah, bahkan ummi suka memberi penginapan bagi mereka yang lelah pulang ke rumah.

Disini, anak-anak diajarkan budi pekerti. Disini, anak-anak diajarkan tentang pentingnya memberi. Selepas sekolah, anak-anak diminta untuk shalat berjama'ah di sekolah dan di lanjutkan dengan dzikir bersama, karena ummi sangat tahu pentingnya menanamkan nilai agama dalam diri seorang anak.

Ummi Suraidah, sosok kartini masa kini. Semoga ummi selalu diberi kesehatan oleh Allah ya ummi, aamiin.

-to be continue-
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
[a journal to remember]

day 3
31th Agustus 2016


Disini..
Langit cerah tak berpolusi. Dan merah putih masih tertancap di dada kami.

Mungkin itu beberapa kata yang dapat menggambarkan warga di daerah Sungai Limau, meskipun mereka berada di perbatasan, tetapi kecintaan mereka terhadap Indonesia tidak dapat diragukan.

Kemarin, kami diberi kesempatan untuk mengunjungi daerah Bergosong. Bergosong itu daerah perbatasan dari Malaysia ke Indonesia. Disinilah para TKI perkebunan sawit tinggal, dan anak-anak mereka pergi menyusuri perkebunan sawit dan perkebunan coklat setiap harinya untuk pergi bersekolah di Tapal Batas.

Ditemani dengan Akbar, siswa kelas 6 di SDN 005 Sebatik Tengah kita pun memulai perjalanan yang sangat mengharukan.

"Bar, kami sampai sana berapa menit bar?"

"Baah, tak bise lah itung pakai menit tuu, satu jam setengah lah kalau kakak cepat.."

-to be countinue-


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About Me

About Me

Muslimah who loves stalking, DIY craft and writing.

Follow Us

  • Facebook
  • Instagram
  • Linked In
  • Pinterest
  • Twitter
  • Youtube

Categories

Absurd BryanDomani Iqbaal D. Ramadhan Islamic Pengetahuan

Blog Archive

  • ►  2017 (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Maret (3)
  • ▼  2016 (13)
    • ►  Oktober (1)
    • ▼  September (5)
      • Nahkoda sebuah Kapal
      • Tentara Perbatasan
      • Nikmat yang tak Terbatas
      • Kartini di Perbatasan
      • Para Pejuang Perbatasan
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2015 (4)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (1)
  • ►  2014 (7)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (13)
    • ►  Desember (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2012 (12)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2011 (1)
    • ►  Mei (1)

Created with by ThemeXpose