• Home
  • About
  • Contact
    • Category
    • Category
    • Category
  • Shop
  • Advertise
Email Pinterest Linkedin Instagram Twitter Facebook

#SelfTalk Electronic!

[Report]

Upaya kami dalam menerapkan Tridharma Perguruan Tinggi

Jakarta (17/05/2015), Salah satu pilar TriDharma Perguruan Tinggi adalah pengabdian masyarakat.  Dalam rangka menjalankan TriDharma Perguruan Tinggi tersebut, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta yang menjadi peserta Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa UNJ melaksanakan kegiatan Pengabdian Masyarakat di Kampung Sawah, Kali Malang. Pengabdian Masyarakat tersebut berlangsung selama satu minggu, terhitung dari tanggal 9 Mei sampai 16 Mei 2015. Keadaan di Kampung Sawah benar-benar sangat memprihatinkan, di Jakarta tempat Ibu Kota Indonesia bernaung pun masih ada tempat kumuh seperti ini. Dan acara Pengabdian Masyarakat pun dibuka dengan sambutan dari ka Aji selaku ketua pelaksana.

“Bersyukur itu bukan hanya dibuktikan melalui ucapan, tetapi juga tindakan. Yuk kita tunjukan rasa syukur kita dengan membangun kampong sawah ini bersama, dengan ikhlas. Karena jika kalian tidak ikhlas semua akan percuma, jika kalian sampai saat ini datang kesini hanya untuk nilai semata, lebih baik kalian pulang, warga disini mengharapkan ke ikhlasan kalian dalam membantu…”

Dan kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak Sutino selaku ketua RT 001 Kampung Sawah.

“Kami warga Kampung Sawah sangat menerima kedatangan kalian dan niat baik kalian untuk membangun kampung, alhamdulillah kalian sudah membuktikan bahwa mahasiswa bukan hanya sekedar demo belaka, tetapi kalian juga memberikan aksi nyata kepada masyarakat di Indonesia” ujar Bapak Sutin.

Setelah pembukaan selesai, para peserta pun dipersilahkan keliling kampung untuk menganalisis terkait kondisi yang harus diperbaiki selama seminggu kedepan, kemudian para peserta dikumpulkan di Musholla untuk melakukan analisis terkait Kondisi di Kampung Sawah & Budget yang dibutuhkan untuk memperbaiki kampung Sawah. Masing-masing kelompok pun memaparkan tentang analisis mereka, lalu ka Fajri selaku panitia mengerucutkan permasalahan-permasalahan yang ada di Kampung Sawah menjadi beberapa bagian; yaitu ada  Infrastruktur (berupa aula yang baru setengah jadi dibangun oleh warga beserta taman baca), pendidikan (melakukan pembelajaran selama seminggu kepada anak-anak), perbaikan MCK (karena rata-rata warga disana tidak mempunyai sarana MCK pribadi), Penerangan Jalan, lalu Penanaman Tanaman Angsana untuk mencegah banjir.

“Lihat respon warga disini, begitu kalian datang kalian langsung disuguhi berbagai macam makanan, padahal untuk makan saja mereka susah. Itu pertanda bahwa warga disini mempunyai ekspektasi besar terhadap kedatangan Mahasiswa UNJ, mereka berharap kalian bisa merubah kampung ini, jadi pengabdian masyrakat ini bukan suatu hal yang main-main, beda mungkin dengan pengabdian masyarakat di pkmf yang hanya berlangsung beberapa jam.” Ujar kak Fajri.

Setelah itu kami merumuskan Budget yang akan dibutuhkan untuk melaksanakan perbaikan tersebut, setelah melakukan penafsiaran lalu diputuskan biaya yang dibutuhkan yaitu sebesar Rp. 15.000.000,- dan masing-masing kelompok mendapat jatah untuk mencari uang sebesar Rp. 1.500.000 selama 4 jam untuk berikhtiar mencari dana tersebut. Pukul 17.00 para peserta dikumpulkan kembali di Musholla untuk melakukan penghitungan dana yang sudah didapat, dan dengan jumlah waktu yang cukup singkat para peserta dapat mengumpulkan uang ± Rp. 12.000.000, jumlah yang sangat fantastis dalam waktu yang cukup singkat, para peserta berdecak kagum atas peraihan dana tersebut, Allah mendengar ucapan kami, Allaah mendengar niat baik kami untuk membangun kampung ini, maka dari itu dana yang tadinya terlihat sulit di dapat dalam waktu singkat menjadi sangat mudah untuk dikumpulkan.

Hari demi hari pun berjalan dengan lancar, para lelaki bertugas untuk membangun infrastruktur yang ada, sedangkan para perempuan bertugas membantu ibu-ibu memasak untuk makan siang dan sore harinya melakukan pengajaran kepada anak-anak setempat. Karena disini kami tidak hanya membangun sesuatu tetapi kami juga ingin membangun moral anak-anak dikampung Sawah. Setiap hari kami sempatkan untuk menengok keadaan disana, meski banyak tugas kuliah dan organisasi yang harus kami tunaikan tetapi hal tersebut tidak memadamkan semangat kami untuk membangun kampung Sawah.

Peresmian Aula. Hari Sabtu kemarin (16/05/2015), kami melakukan peresmian Aula, para anak-anak diminta untuk melakukan pementasan, ada yang menari, menyanyi, membaca puisi, mendongeng dan memainkan alat music marawis. Melihat senyum diwajah anak-anak tersebut sudah sangat cukup untuk membayar lelah yang kami rasakan selama seminggu ini, lalu pada sore harinya dilakukan kegiatan resmi yang didatangi oleh bapak Sofyan Hanif selaku PR III di UNJ untuk melakukan pemotongan pita sebagai simbolis peresmian aula di Kampung Sawah, kemudian acara tersebut di tutup dengan doa dan makan bersama.

Bergerak atau tergantikan. Jika kalian diam, maka semua akan berantakan. Jika kalian mundur tibalah kehancuran. Karena kita mahasiswa, para pemuda, para generasi penerus bangsa. Hari ini adalah cerminan dari masa yang akan datang, akankah kita tetap berdiam saja? Karena hari ini tidak akan datang dua kali! Segera berbuat, serentak bergerak! (Pengmas ISMKI)

Ini pengabdian masyarakat di kampus ku, bagaimana dengan di kampus mu?

Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!
Karena kami ingin berkontribusi, menginspirasi untuk Negeri!

@PuteriSR





                                                                Foto bersama anak-anak setelah melakukan pentas
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
[Report]

Aksi Hari Ini

Jakarta (08/05/2015), Dalam rangka mengkritisi kinerja Kemendikbud di Hari Pendidikan, Departemen Pendidikan & Departemen Sosial Politik BEM UNJ melaksanakan aksi “Wisata Hati ke Kemendikbud” di depan Gedung Kemendikbud, Jakarta. Masa aksi yang berjumlah sekitar 150 orang berkumpul di tugu pergerakan UNJ dari pukul 08.00. Adapun aksi dilaksanakan dari pukul 13.00 s.d. 18.00 WIB.


Aksi  “Wisata Hati ke Kemendikbud” kali ini dipicu karena keadaan Pendidikan di Indonesia saat ini berada di posisi Gawat Darurat. Sejumlah kebijakan yang diambil oleh pemerintah sejauh ini pun semuanya jauh dari upaya memperbaikki pendidikan di Indonesia. Dari sekian banyak permasalahan yang terjadi di dalam Pendidikan di Indonesia, kami menuntut Mendikbud untuk; (1) Menegaskan Kurikulum Nasional, (2) Peninjauan Kembali pelaksanaan UN sesuai dengan konstitusi (UU Sisdiknas pasal 58 ayat 1 dan 2), (3) Mensejahterakan guru terutama yang didistribusikan ke daerah, (4) Hentikan liberalisasi pendidikan, (5) Reformasi pendidikan moral bangsa.

Tututan tersebut satu persatu disampaikan melalui orasi ilmiah yang dibawakan oleh perwakilan masing-masing fakultas yang ada di UNJ dan universitas yang ikut serta meramaikan jalannya aksi ini. Didalam beberapa orasi yang disampaikan mengatakan bahwa pemerintah tidak konsisten karena pemberlakuan dua kurikulum yang berbeda di sekolah Indonesia, yaitu kurikulum 2013 & KTSP, masyarakat perlu adanya kejelasan mengenai kurikulum apa yang harus diterapkan. “Jangan jadikan kurikulum pengajaran sebagai proyek anda wahai bapak dan ibu, setiap adanya pergantian menteri, terdapat pula pergantian kurikulum di sekolah, penerapannya tidak akan semudah itu.” Ujar salah seorang orator dari perwakilan fakultas di UNJ.

Masalah selanjutnya adalah di tengah kontroversi Ujian Nasional, pemerintah justru menerapkan system komputerisasi di beberapa sekolah, padahal system tersebut belum mampu diterapkan di Indonesia. “Lihatlah ke sekolah di pelosok negeri di Indonesia bapak ibu, jangankan menerapkan system komputerisasi untuk Ujian Nasional di sekolah mereka, listrik saja mereka tak ada, jangan memperumit dan menambah masalah baru di sini…” Ujar salah satu seorang orator yang sedang berorasi di atas mobil.

Aksi yang digelar kali ini sangat berwarna karena dilengkapi dengan penampilan pentas dari Fakultas Bahasa & Seni terkait Pendidikan di Indonesia, selain itu gemuruh salam kebangkitan & lagu kebanggaan para Mahasiswa juga mewarnai jalannya aksi kali ini. Setiap kali ada aksi, selalu ada reaksi. Dan itu pula yang kami minta dari para pejabat di Kemendikbud, kami meminta tanggapan dari mereka terkait tuntutan yang kami sampaikan, dan pada sore hari perwakilan dari Kemendikbud pun keluar menemui kami setelah melakukan perbincangan dengan para Presma di dalam. “Kami akan mem-fasilitasi kalian untuk bertemu dengan bapak menteri, karena bapak masih di luar negeri, kita akan atur jadwal pertemuan di akhir Mei.” Ujar perwakilan dari bagian Humas Kemendikbud.

Sekian, hanya sedikit yang dapat saya sampaikan. Saya tidak dapat mencatat satu persatu orasi yang dilakukan tadi, karena saya terlalu larut dalam suasana aksi. Terimakasih PKMU telah mengenalkan saya pada lingkungan ini; lingkungan yang membedakan kita dengan siswa, lingkungan yang mungkin berpengaruh ketika seseorang dahulunya menyematkan kata ‘Maha’ didepan kata siswa. Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!

“Bergeraklah, karena salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Jika anda tidak bergerak, berarti anda; mati.”

@PuteriSR



Helo, this is my first 'aksi' :)

aksi itu seru ternyata, terimakasih PKMU sudah mengenalkan saya ke dalam lingkup ini.


"Karena diam berarti setuju, dan kami memilih untuk tidak diam" 
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
[Report]
“Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa UNJ tahap 2”

Jakarta (4/05/2015), Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa UNJ tahap 2 dengan tema “Leading the Change” dilaksanakan di desa Pisangan, Karawang berjalan dengan lancar. Acara ini berlangsung selama 3 hari 2 malam. Para peserta diminta untuk berkumpul pada pukul 09.00 WIB di stasiun Jakarta Kota karena kereta tujuan Karawang akan berangkat pada pukul 10.15 WIB. Sesampainya di Stasiun Karawang, peserta laki-laki di persilahkan untuk shalat jum’at. Setelah itu panita sudah menyiapkan angkutan umum untuk membawa peserta ke daerah tujuan selama 2 hari kedepan. Kami menempuh perjalanan selama 2 jam, selama perjalanan kami (kelompok 2) banyak bertukar pendapat dengan bapak seorang supir angkot yang mempunyai pengalaman yang luas terkait daerah Karawang, secara tidak langsung beliau menjadi tour guide kami selama perjalanan menuju lokasi.

“Ini tempat (Rengasdengklok) sangat bersejarah neng, banyak perisitiwa terkait kemerdekaan Indonesia terjadi disini, itu (menunjuk ke kali) dulu banyak orang-orang kita yang ditembak sama Belanda. Disini juga banyak neng Sumber Daya Alamnya, dari pertanian sampai budidaya Bandeng, tapi masyarakat disini belum bisa mengolahnya dengan baik neng, jadi dijual begitu saja sama para penadah dengan harga yang sangat murah”

Acara PKMU ini dibuka oleh Kak Ntis selaku MC, tilawah oleh kak Muham, dan dilanjutkan dengan kata sambutan dari kak Aji selaku Ketua Pelaksana, kak Ronny selaku ketua BEM UNJ, dan bapak Udet Selaku Kepala Bagian Kemahasiswaan.
“Di PKMU ini merupakan sarana memantaskan diri, memantaskan diri untuk menjadi pemimpin yang baik dan benar, kita semua akan menjadi seorang pemimpin nantinya, baik itu bagi diri sendiri, maupun keluarga” –Ronny Setiawan

Setelah rangkaian pembukaan selesai, dilanjutkan ke acara pertama yaitu pembacaan peraturan dan pembagian home stay untuk beberapa hari kedepan dan dipersilahkan memasak untuk makan malam bersama keluarga masing-masing. Setelah itu, para peserta dikumpulkan di Masjid setempat untuk mendengarkan persentasi dari masing-masing kelompok terkait penugasan kunjungan di Kementrian. Persentasi ini, diawali dengan kelompok 9 yang mempersentasikan tentang Kementrian Sosial, dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Setelah pukul 10.05 WIB para peserta diminta untuk kembali ke home stay masing-masing kelompok untuk beristirahat.

Keesokan harinya acara dilanjutkan kembali setelah para peserta selesai memasak untuk sarapan bersama keluarga, persentasi pun dilanjutkan ke pembahasan selanjutnya yaitu kunjungan ke BEM Universitas atau Institut yang berada di daerah Indonesia, masing-masing kelompok bertugas untuk memaparkan tentang struktur, system regenerasi, kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh masing-masing yang menjadikan pembeda dengan BEM UNJ. Dan para peserta melanjutkan persentasi kembali mengenai Sistem Tata Kelola yang ada di Kampus, dan setiap kelompok diminta untuk memaparkan tentang struktur, fungsi, kelebihan serta kekurangan yang dimiliki serta solusi kongkritnya.

Acara selanjutnya yaitu Materi Pertama; Kontra Intelejen. Pada materi pertama ini dimoderatori oleh kak Afif (Kadept Sospol BEM FE) dan materi tersebut dibawakan oleh bang Aziz (CEO @SedekahHarian). Berbeda dengan PKMU sebelumnya, materi kali ini di bawakan di alam terbuka, para peserta diminta untuk keluar ruangan dan duduk di hamparan pasir yang berhadapan langsung dengan pantai, diawali dengan cerita singkat perjalanan bang Aziz di kampus tercinta.

Selanjutnya bang Aziz memaparkan tentang Kontra Intelejen itu sendiri, Kontra Intelejen merupakan informasi yang dihargai atas ketepatan waktu dan relevansinya, bukan detail dan keakuratannya. Tugas intel itu sendiri bukan untuk menangkap orang, tetapi hanya untuk mengecek informasi tetapi pada saat ini fungsi intel itu tersendiri berubah alih menjadi seorang yang dengan bebas menyadap informasi seseorang melalui handpone pribadi seseorang. Bang Azis pun memaparkan tentang misi intelejen, tujuan kontra intelejen dan lain sebagainya.

"Kita harus mengingat pesan Bung Karno; jika engkau mencari pemimpin, carilah yang dibenci, ditakuti, atau dicacimaki asing karena itu yang benar. Pemimpin tersebut akan membelamu di atas kepentingan asing itu. Dan janganlah kamu memilih pemimpin yang dipuji-puji asing, karena ia akan memperdayaimu”Ujar bang Aziz sebagai kata pengakhir dari materi ini.


Acara selanjutnya adalah materi kedua, yaitu materi mengenai Public Relations yang akan dimoderatori oleh kak Aziz dan materi tersebut dibawakan oleh Bang Akmal. 

"Hari ini para pemuda dari masing-masing fakultas berkumpul hadir disini, dan yang membedakan antara kalangan muda dan tua adalah semangatnya. Maka kalahkan suara ombak tersebut dengan sambut salam saya; HIDUP MAHASISWA!" Ujar kak Fajri selaku moderator

Pemaparan materi kali ini di awali dengan cerita singkat perjalanan hidup bang Akmal, beliau bercerita bahwa semua orang merupakan guru beliau, dan semua tempat adalah sekolah beliau. Ketika melihat desiran ombak yang beliau ingat adalah amanah, amanah mengenai teman-teman di kampungnya yang selalu menjaga perbatasan agar tidak ada satupun bendera Philiphina yang menancap di Ibu Pertiwi, itu merupakan nasionalisme ala mereka.


“Indonesia was best contry” Ujar bang Akmal. Dan bang akmal mengawali diskusi ini dengan melemparkan pertanyaan “Mengapa hanya dulu? Mengapa tidak sekarang?” kepada para Peserta yang hadir di dalam diskusi tersebut, lalu beberapa peserta menjawab “Karena Indonesia dulu punya pemimpin yang hebat..”

Ya, salah satu yang menjadikan Indonesia hebat adalah pemimpinnya, dulu Indonesia mempunyai pemimpin yang hebat. Tidak ada sejarahnya Pemerintah Amerika mensiagakan pasukannya ketika seseorang datang mengunjungi Amerika. Tidak ada sejarahnya seseorang dapat menunjuk-nunjuk Kepala Negara di PBB. Siapa dia? Siapa yang memunyai kepemimpinan yang hebat seperti itu? Beliau adalah Soekarno.


Semua berawal dari casing, seorang Public Relations berbicara soal casing. Casing merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Perlakuan pegawai bank akan berbeda ketika seseorang memakai celana pendek ke bank walau membawa uang satu milliar dibandingkan dengan seseorang yang kebank dengan jas dan berdasi dengan membawa uang seratus ribu rupiah. Jika humas itu merupakan structural, maka Public Relations itu merupakan fungsional. Public Relations lebih kearah kepada bagaimana seorang PR medeliver kebijakan, bagaimana seorang PR bisa mendapat feed back.

Setelah materi kedua selesai para peserta di beri tugas untuk mencari warga sekitar dan bertanya tentang apa arti Pendidikan bagi mereka. Acara selanjutnya yaitu Ramah Tamah kepada para penduduk desa atau keluarga, para peserta diminta untuk memasak makanan yang akan disajikan diacara ramah tamah tersebut. Acara ramah tamah pun dimulai setelah shalat isya di Masjid setempat yang dibuka oleh kak Afif selaku MC, dan dilanjutkan dengan Tilawah, kemudian beberapa sambutan dari kak Ronny dan perwakilan warga setempat. Ketika perwakilan dari warga setempat maju untuk member sambutan, sambutan tersebut terlihat benar-benar keluar dari dalam hati, mereka sangat berharap kami para mahasiswa dapat kembali lagi kesana dan membangun desa tersebut, karena mengingat keadaaan desa tersebut tidak tersentuh oleh Pemerintah setempat.

“Setelah 1 hari kalian tinggal, mungkin kalian sudah melihat banyak kekurangan di sini, Rumah yang terancam kena abrasi, keluarga yang ditinggal istri keluar negeri untuk mencari rezeki. Kami membutuhkan Relawan untuk memutus kemiskinan di desa ini, Kami berharap acara ini bukan hanya seremoinal belaka tetapi kami harap juga ada aksi nyata. Semoga hati kalian dapat tergerak untuk melakukan perubahan disini, kami menunggu kalian disini, ini semua bukan tentang prestis yang akan kami berikan kepada kalian, tetapi ini semua tentang apa yang sudah kalian berikan kepada bangsa ini..” –Abdul Kholik

Kemudian acara ramah tamah ini dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh bapak Abdul dan ditutup oleh MC dan makan bersama para warga. Keesokan harinya para peserta dikumpulkan kembali di Masjid untuk mendengarkan persentasi Kapita Selekta yang dibawakan oleh kak Irvandi Faisal selaku Wakil Ketua BEM UNJ 2015-2016, dan dilanjutkan diskusi terkait rencana strategi yang dibawakan oleh kak Ronny. Acara selanjutnya para peserta dipersilahkan untuk melakukan pengabdian masyarakat dengan berbagi tugas, 3 orang bertugas untuk memasak, 4 orang bertugas untuk membersihkan pantai dan sisanya melakukan pembelajaran sambil bermain untuk anak-anak setempat. Setelah itu, kami dipersilahkan untuk pamit ke keluarga tempat kami menginap dan melakukan dokumentasi bersama. Acara kemudian ditutup dengan do'a.

Pesan moral yang dapat diambil dari PKMU 2 kali ini adalah:

Coba sejenak menundukkan diri, merendahkan hati dan melihat mereka, berapapun mereka berusaha dengan keras kemungkinan besar mereka akan tetap menjadi seperti itu; kurang berpendidikan (beda ceritanya memang, jika Allaah sudah berkehendak). Begitu pula anak dan keturunan mereka nanti, pun seterusnya akan tetap seperti itu. Sedangkan kamu? Boleh jadi kamu saat ini tak punya uang, tugas kuliah & organisasi mu begitu banyak, masalah datang kepadamu bertubi-tubi, tapi setidaknya kamu punya kesempatan yang lebih besar dari mereka untuk berhasil, kamu punya masa depan yang lebih cerah dibanding mereka disana. Mereka tidak punya pendidikan tinggi, sedangkan kamu punya. Mereka tidak punya gadget, sedangkan kamu berlimpah ruah. Mereka selalu makan dengan lauk apa adanya, sedangkan kamu malah sering mengina makanan yang ada. Mereka bersyukur karena bisa bertahan hidup, sedangkan kamu membuang-buang uang untuk sekedar menikmati hidup. Kenapa kamu masih harus malas dan mengeluh disaat orang-orang yang mempunyai keterbatasan masih semangat menjalani hidup? Kamu orang yang beruntung, jadi tidak sepantasnya kamu MENYERAH dan MENGELUH.

Hidup Mahasiswa!


@PuteriSR


Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
[Report]

Jakarta (17/04/2015), Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa UNJ tahap 1 dengan tema “Leading the Change” dilaksanakan di kampus D, Universitas Negeri Jakarta berjalan dengan lancer. Acara ini berlangsung dari pukul 13.30 – 17.30 WIB. Acara ini dihadiri oleh para peserta PKMU yang telah terseleksi dari berbagai Fakultas yang ada di Universitasi Negeri Jakarta, serta para Pembicara yang akan menyampaikan materi. Acara PKMU ini dibuka oleh Kak Septian selaku MC, tilawah oleh kak Bambang, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Totalitas Perjuangan yang dipimpin oleh kak Linda, dan dilanjutkan dengan kata sambutan oleh kak Aji Handoyo selaku Ketua Pelaksana PKMU tahun 2015.

“PKMU ini bukan lagi sarana pembentukan mental, tapi sarana untuk pengembangan mental dan aktualisasi diri. Karena sarana pembentukkan mental sudah kalian lakukan di PKMJ & PKMF. Dan di PKMU ini, merupakan salah satu cara untuk pembentukkan diri” –Aji Handoyo Mukti

Setelah rangkaian pembukaan selesai, dilanjutkan ke acara selanjutnya yaitu Materi Pertama; Manajemen Waktu. Pada materi pertama ini dimoderatori oleh kak Randi Ramdhani (Komandan Pandawa FE UNJ tahun 2014-2015) dan materi tersebut dibawakan oleh kak Devrizal Siregar (Ka BEM UNJ 2003)
Pada materi kali ini diawali dengan cerita singkat perjalanan bang Dev di kampus tercinta, Bang Devrizal mengatakan bahwa dikampus inilah ruh bergerakan beliau tumbuh, sepak terjal mengenai sospol telah ia lalui dikampus tercinta ini, ia berpendapat bahwa saat ini beliau tidak membutuhkan orang lain, yang ia butuhkan hanyalah Allah semata.

Selanjutnya bang Dev menerapkan Zero Main Concept, dimana para peserta PKMU diminta untuk berkumpul sesuai dengan kelompoknya masing-masing, dan diminta untuk menjelaskan apa itu Manajemen Isu menurut kelompok masing-masing, dan kelompok 2 mendapatkan kesempatan untuk menjawab pertanyaan bang Dev pertama, menurut kelompok 2 manajemen adalah proses pengelolaan terhadap suatu hal, sedangkan isu adalah kejadian-kejadian yang sedang terjadi di masyarakat. Manajemen isu adalah proses pengelolaan terhadap kejadian-kejadian yang sedang terjadi di masyarakat.

“Masalah dan isu itu pasti ada dan setiap orang harus punya cara masing-masing untuk menghadapinya.” Ujar bang Devrizal.
Dalam pengelolaan, isu harus di identifikasi terlebih dahulu, tetapi beda jika sedang turun kelapangan, amanat dari pemimpin tidak perlu di identifkasi terlebih dahulu. Ketika kita menerima isu, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan: Mereduksi isu tersebut, Menjadikan isu tersebut peluang (seperti isu mengenai pilpres, itu dapat dijadikan peluang, kita dapat menjual baju-baju atau merchandise mengenai para capres tersebut), dan terakhir kita dapat menjadikan isu tersebut potensi.

Setelah melakukan identifikasi isu-isu yang ada tahap selanjutnya adalah melakukan Plan, Action dan Solution. Kita harus pintar memilah-milih isu yang terdapat di masyarakat. Contohnya seperti berita tentang seorang PSK yang dibunuh dikosannya, tahap pertama kita harus mengidentifikasi isu tersebut apakah penting untuk kita tindak lanjuti, atau tidak perlu? Apakah isu tersebut berimbas pada kehidupan kita dan orang-orang disekitar kita atau tidak? Jika tidak, silahkan jadikan berita tersebut menjadi pengetahuan saja, tidak perlu di tindak lanjuti.

Pada kenyataannya, Opini Publik dapat di putar balikkan, kita ambil contoh kasus pada peristiwa Janur Kuning, pada saat itu Belanda membangun isu bahwa Pemerintah Indonesia sudah tidak mempunyai kekuatan untuk melawan Belanda, tetapi Jendral Sudirman berusaha menunjukkan kepada dunia bahwa isu tersebut tidak benar, beliau mengatur gerakan yang diadobsi oleh Vietnam yaitu perang no systemic atau kita biasa menyebutnya dengan perang gerlia, dan pada saat itu Jendral Sudirman dan teman-temannya membangun opini public dan menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia masih ada, dan pada saat itu Indonesia memegang kembali kemerdekannya. Pada contoh kasus diatas, itu merupakan tahapan-tahapan dalam pengelolaan isu, setelah mengidentifikasi isu dari Belanda, kemudian Jendral Sudirman membuat Plan, melakukan Action dan memberi Solusinya.

Setelah bang Devrizal memaparkan materi mengenai Manajemen isu, kemudian para peserta PKMU diberi kesempatan untuk melakukan tanya jawab, ada 3 penanya yang diberi kesempatan untuk bertanya, salah satu hal yang ditanyakan adalah bagaimana cara mengidentifikasi isu dan memilah isu tersebut apakah valid atau tidak, dan bang defrizal menjawab cara mengidentifikasi isu adalah dengan menganalisisnya sendiri, kita harus pintar membandingkan satu berita dengan berita lainnya, kita harus comprehenshif dan jangka panjang. Terkadang kita beranggapan bahwa membaca satu atau dua artikel di internet sudah lebih dari cukup sebagai dasar untuk sekedar mengomentari.

Setelah berakhirnya materi pertama, MC mempersilahkan para peserta untuk melakukan shalat Ashar dan melakukan Registrasi ulang, dan bagi peserta yang tidak menaati aturan yang diberlakukan diminta untuk tinggal di dalam ruangan. “Di PKMU ini memang sudah tidak ada kdsp, komdis atau panitia yang bertugas untuk memarahi kalian layaknya PKMJ atau PKMF, ini adalah PKMU, setiap kesalahan yang kalian lakukan akan berimbas ke penilaian kalian, jadi dikembalikan ke pada diri kalian masing-masing terhadap inisiatifnya untuk taat kepada peraturan yang ada.” Ujar ka Septian selaku MC.

Acara selanjutnya adalah materi kedua, yaitu materi mengenai Rekayasa Sosial yang akan dimoderatori oleh kak Aziz dan materi tersebut dibawakan oleh Bang Adam.
Bang Adam mengawali materi kali ini dengan bercerita sekilas tentang dirinya, beliau merupakan salah satu calon anggota DPR termuda dari suatu parpol, prinsipnya ketika dicalonkan adalah “lebih baik saya datang dan tertunduk malu daripada saya harus mengemis kepada orang-orang yang memiliki kepentingan, saya merdeka dari orang-orang yang mempunyai kepentingan di pemerintahan”

Selanjutnya bang Adam memaparkan bahwa Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta menjadi pergerakan Mahasiswa di daerah Jakarta, dan menceritakan bahwa Pergerakan mahasiswa saat ini telah digembosi. Rekayasa merupakan suatu hal yang tidak asli, sedangkan Rekayasa Sosial yaitu bagaimana suatu masyarakat mengikuti apa yang diinginkan si perekayasanya.

Rekayasa dibentuk negara agar masyarakat mengikuti apa yang diinginkan negara, bang Adam kemudian menjelaskan tentang contoh-contoh rekayasa dari lingkup yang terbesar sampai yang terkecil, yaitu tentang Rekayasa perang AS vs Vietnam, Konflik antara NAZI dan Yahudi, Soekarno di zaman Orde Baru, Rekayasa Lalu Lintas dan kemudian Rekayasa Cuaca. “Ketika kita tidak tahu bagaimana aslinya maka kita tidak akan pernah tahu bahwa kita merupakan korban rekayasa” ujar Bang Adam
Kemudian bang Adam menjelaskan tentang sarana dan fasilitas rekayasa, anatra lain adalah melalui Perorang (tokoh atau figure), kemudian kelompok atau komunitas, media cetak atau elektronik. Dampak-dampak dari rekayasa pun antara lain adalah tertutupnya mana yang asli dan rekayasa, krisis kepercayaan, saling curiga mencurigai.

“Jangan sia-siakan Almamater kalian, tahun ini merupakan tahunnya mahasiswa, tidak ada satupun alasan bagi kalian untuk mendukung pemerintahan saat ini. BBM naik, padahal harga minyak dunia saat ini sedang turun. Tol dikenakkan pajak, Hukum sudah tidak jelas. Kalau kalian menjadi mahasiswa yang kupu-kupu. Apa perbedaannya kalian dengan anak SD yang memakai seragam? Layakkah kalian disematkan nama MAHA di depan nama siswa? Bergeraklah…” Ucap bang Adam sebagai kata penutup dari materi kedua ini.

Selanjutnya, masuk ke rangkaian acara terakhir yaitu pembagian kelompok kembali dan pembacaan tugas yang dibacakan oleh ka Rizky Fajri dan acara Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa UNJ ini ditutup dengan doa.

Salam #KontribusiMenginspirasiUntukNegeri !!!

Puteri Sarah Ramdani
Kelompok 2
Manajemen FE 2013

ps:


Terimakasih bang Devrizal atas $10 nya, semoga dapat bermanfaat bagi kelompok kami! *edisi siapa kompak dia dapat*


Share
Tweet
Pin
Share
2 komentar
Newer Posts
Older Posts

About Me

About Me

Muslimah who loves stalking, DIY craft and writing.

Follow Us

  • Facebook
  • Instagram
  • Linked In
  • Pinterest
  • Twitter
  • Youtube

Categories

Absurd BryanDomani Iqbaal D. Ramadhan Islamic Pengetahuan

Blog Archive

  • ►  2017 (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Maret (3)
  • ►  2016 (13)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Februari (1)
  • ▼  2015 (4)
    • ▼  Mei (3)
      • Mahasiswa dan Pengabdian Masyarakat
      • Wisata Hati ke Kemendikbud
      • Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa UNJ 2015
    • ►  April (1)
      • Mahasiswa Anti Mainstream
  • ►  2014 (7)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (13)
    • ►  Desember (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2012 (12)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2011 (1)
    • ►  Mei (1)

Created with by ThemeXpose