• Home
  • About
  • Contact
    • Category
    • Category
    • Category
  • Shop
  • Advertise
Email Pinterest Linkedin Instagram Twitter Facebook

#SelfTalk Electronic!

“Bergerak atau Tergantikan!”

Mahasiswa dan Organisasi, menurut saya merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Banyak jenis-jenis mahasiswa, ada yang dibilang kupu-kupu (Kuliah-Pulang), ada juga mahasiswa yang kunang-kunang (Kuliah-Nangkring) tetapi saya memilih menjadi mahasiswa kura-kura (Kuliah-Rapat). Organisasi sebenarnya sangat penting untuk mahasiswa, namun kesadaran mahasiswa akan pentingnya berorganisasi sangat minim belakangan ini. Sudah semakin berkurang minat mahasiswa untuk bergabung dengan organisasi-organisasi yang ada didalam kampus, padahal didalam organisasi ini banyak pengalaman yang akan kita dapatkan, salah satunya adalah pelatihan soft skill untuk kedepannya.

Sebelum lulus SMA kita sudah merencakan nanti akan melanjutkan studi kemana? Universitas apa? Jurusan apa? Setelah kuliah cara belajar yang kita jalani sangat kontras dengan cara belajar sewaktu SMA. Mahasiswa dituntut untuk lebih aktif belajar sendiri. Waktu luang saat menjadi mahasiswa sangat banyak. Karena jam kuliah yang jauh lebih sedikit dari pada SMA. Banyak mahasiswa mengisi waktu luang tersebut dengan berbagai macam cara, ada yang belajar dan terus belajar, dan ada yang bergabung di organisasi-organisasi kampus.

Menurut saya, jika seorang mahasiswa tidak mengikuti Organisasi. Lalu apa yang membedakan mahasiswa dengan siswa pada umumnya? Mahasiswa, bukan lagi seorang siswa biasa yang menuntut ilmu di institusi pendidikan (SD, SMP, maupun SMA) seperti yang pernah kita lewati, tambahan kata ‘maha‘, sebelum kata ‘siswa‘ memberikan identitas yang berbeda dengan siswa pada umumnya.

“Mahasiswa takut pada dosen. 
Dosen takut pada dekan. 
Dekan takut pada rector. 
Rektor takut pada menteri.
Menteri takut pada presiden.
Presiden takut pada mahasiswa..”
- Ismail Marzuki

Dari penggalan puisi diatas dapat kita simpulkan bahwa mahasiswa mempunyai peran yang amat penting di dalam Pemerintahan Negara ini. Kenapa bisa begitu? Karena mahasiswa memiliki sesuatu yang lebih, jabatan yang lebih. Tahu kenapa disebut Mahasiswa? Karena mereka lebih dari seorang siswa yang kewajibannya hanya belajar dan belajar. Mahasiswa harus melakukan tindakan. Aksi dari Mahasiswa-lah yang ditunggu. Bukan lagi dipancing tapi harus memancing. Saatnya melakukan suatu pengabdian kepada masyarakat, melakukan perubahan, dan memberika energi-energi positif kepada rekan-rekan yang lain.

Melalui Organisasi kemahasiswaan inilah menjadi wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian yang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan yang dapat diterapkan, dikembangkan , dan diupayakan penggunaanya untuk meningkatkan tarap kehidupan masyarakat. Diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa dengan memberikan peranan dan keleluasaan lebih besar kepada mahasiswa.

Organisasi sebagai Dirorama Demokrasi

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan olehpemerintah negara tersebut. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.


Ketiga jenis lembaga-lembaga negara tersebut adalah lembaga-lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan dan melaksanakan kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang berwenang menyelenggarakan kekuasaan judikatif dan lembaga-lembaga perwakilan rakyat (DPR, untuk Indonesia) yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif. Di bawah sistem ini, keputusan legislatif dibuat oleh masyarakat atau oleh wakil yang wajib bekerja dan bertindak sesuai aspirasi masyarakat yang diwakilinya (konstituen) dan yang memilihnya melalui proses pemilihan umum legislatif, selain sesuai hukum dan peraturan.

Masih ingatkah dengan 4 fungsi sebagai Mahasiswa? Ya, Agent of Change, Social Control and Iron Stock. Sebagai agen perubahan, mahasiswa bertindak bukan ibarat pahlawan yang datang ke sebuah negri lalu dengan gagahnya sang pahlawan mengusir penjahat-penjahat yang merajalela dan dengan gagah pula sang pahlawan pergi dari daerah tersebut diiringi tepuk tangan penduduk setempat. Sebagai Agent Perubahan di Orama Demokrasi mahasiswa menjadi agen-agen yang terjun langsung ke masyarakat untuk menyampaikan fungsi dari Demokrasi itu sendiri.


Mengapa harus menjadi social control? Peran mahasiswa sebagai kontrol sosial terjadi ketika ada yang tidak beres atau ganjil dalam masyarakat dan pemerintah. Saat ini di Indonesia, masyarakat merasakan bahwa pemerintah hanya memikirkan dirinya sendiri dalam bertindak. Usut punya usut, pemerintah tidak menepati janji yang telah diumbar-umbar dalam kampanye mereka. Kasus hukum, korupsi, dan pendidikan merajalela dalam kehidupan berbangsa bernegara. Inilah potret mengapa mahasiswa yang notabene sebagai anak rakyat harus bertindak dengan ilmu dan kelebihan yang dimilikinya. Pun begitu ketika ada yang tidak beres dengan Demokrasi di Indonesia, sebagai mahasiswa yang telah berorganisasi dan merasa mempunyai peran untuk menuntaskannya kita akan menuntaskannya.


Mahasiswa mempunya peran penting dalam menjalankan Demokrasi di Indonesia, sebagai mahasiswa yang mempunyai fungsi Social Contol, mahasiswa dituntut untuk memperhatikan alur Demokrasi, yaitu dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat, dan menghindari politik uang. Mahasiswa juga mempunyai peran untuk meminimalisir angka Golput yang tinggi agar demokrasi berjalan dengan semestinya.

Ke depan, diharapkan peranan mahasiswa dalam proses demokrasi, mampu tampil sebagai organ bangsa yang memiliki kredibilitas dan kualitas mahasiswa yang bisa dibanggakan. Yaitu mahasiswa yang mampu memberikan kontribusi nyata kepada bangsa untuk mewujudkan demokratisasi yang sesungguhnya. Mahasiswa yang memiliki sifat dinamis, kreatif, responsive dan peka terhadap problema-problema kemasyarakatan.


Dan disini dapat kita lihat bahwa organisasi memainkan peran yang penting sebagai diorama Demokrasi. Karena organisasilah yang membentuk karakter seorang Mahasiswa, karena diorganisasilah interpersonal skill seorang mahasiswa diasah. Dan di organisasilah mahasiswa menyadari bahwa ia bukan lagi sekedar sisiwa yang hanya berkewajiban untuk belajar, di Organisasilah mahasiswa menyadari bahwa mahasiswa mempunya peran dan fungsi yang sangat vital dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
“Jabatan adalah amanah, ia pada hari kiamat akan menjadikan yang menyandangnya hina dan menyesal kecuali yang mengambilnya dengan benar dan menunaikan tugasnya dengan baik.”- Nabi Muhammad SAW

Terkadang menjadi pemimpin itu dianggap enak, menjadi pemimpin itu dianggap bisa berkuasa. Tetapi banyak yang tidak menyadari bahwa hal yang dilakukan oleh seorang pemimpin itu akan dipertanggung jawabkan nantinya di akhirat. Pada dasarnya, setiap orang adalah pemimpin. Minimal setiap orang memimpin dirinya sendiri untuk menuju pribadi yang lebih baik. Jika seseorang sudah mampu memimpin dirinya sendiri dengan baik, berarti ia juga mampu untuk memimpin orang lain. Karena memimpin itu dimulai dari membenahi diri kita terlebih dahulu. Lalu bagaimana sosok pemimpin yang ideal untuk Indonesia?

Saat ini banyak kita temui figure pemimpin bangsa yang serharusnya menjadi panutan tetapi malah mengecewakan. Pemimpin sejatinya adalah lahir dari pilihan rakyat. Ingatkah bahwa demokrasi itu menjunjung tinggi nilai “dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”, ini dapat diartikan bahwa Pemimpin merupakan cerminan dari rakyat di suatu Negara itu sendiri. Demokrasi sejati menghendaki proses pemilihan sebagai ikhtiar mempromosikan kebenaran, tetapi tidak untuk saat ini. Ada pepatah mengatakan bahwa “suara rakyat merupakan suara tuhan”, menurut pendapat saya serendah itukah tuhan mu? Pada saat ini suara rakyat bahkan dapat dibeli dengan kupon sembako dan uang yang beredar ketika serangan fajar. Dari rakyat dan untuk rakyat, kita yang memilih dan kita pula yang akan memetik hasil dari pilihan kita sendiri. Jika kita memilih Pemimpin yang zalim, maka kita pula yang akan menikmati ke-zalimannya.

Lalu, bagaimana sosok ideal untuk pemimpin di Indonesia?
Menurut saya sosok pemimpin yang ideal itu seperti Rasulullah, Meskipun Rasuluillah SAW merupakan pemimpin yang sangat dihormati oleh para pengikutnya, tetapi hal tersebut tidak menjadikan beliau menjadi orang yang sombong. Tidak seperti saat ini, para pemimpin yang diamanahkan oleh rakyat untuk menjalankan pemerintahan di Negara justru sibuk memperkaya diri sendiri, dan mengabaikan amanah tersebut.

Kepemimpinan Rasulullah dicerminkan dalam 4 sifat yaitu, Sidiq, Amanah, Fathonah, dan Tablig. Sebelum memimpin ummatnya, Rasulullah terlebih dahulu memimpin dirinya sendiri, memimpin dirinya untuk berkata yang baik atau lebih baik diam, memimpin dirinya dari hawa nafsu, lalu kemudian memimpin keluarganya dengan cara yang terbaik. Begitu pula yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin, seorang pemimpin harus terlebih dahulu belajar memimpin dan membenahi dirinya terlebih dahulu sebelum akhirnya memimpin orang lain.

Pada saat ini, moral Pemimpin di Indonesia sudah amat memprihatinkan. Hampir setiap hari kita disuguhi berita yang sangat menyayat hati. Banyak pemimpin kita mulai dari Bupati, Gubernur, Mantan Polisi bahkan Hakim yang bertugas untuk menegakkan hukum itu sendiri pun tersangkut masalah korupsi, hal ini terjadi karena mereka tidak memahami bahwa menjadi seorang pemimpin itu adalah amanah Tuhan. Maka sebaiknya seorang pemimpin mempunyai sifat Amanah agar tidak mudah tergoda oleh gemerlap dunia.

Pemimpin Indonesia pada saat ini juga menganggap bahwa kepemimpinan menjadi cara terbaik dan tercepat untuk mencapai kekuasaan. Padahal sebagai pemimpin seharusnya memahami tugasnya melayani rakyat, bukan semata-mata ingin mencapai kekuasaan dan memenuhi keinginan pribadi. Banyak pemimpin saat ini yang menjadikan jabatan sebagai pemimpin sebagai ajang mengeruk keuntungan sebesar-besarnya, maka banyak para pemimpin yang tersandung kasus korupsi.Maka dari itu, pemimpin sebaiknya harus menerapkan sifat Sidiq dalam dirinya.

Lantas bagaimana sehausnya pemimpin bersikap?
Disinilah pentingnya akhlak karimah. Pemimpin yang berakhlak mulia selalu menyelaraskan antara perbuatan dengan perkataan yang diucapkannya. Dengan akhlak karimah, derajat seorang pemimpin menjadi tinggi. Dan ia akan dihormati oleh rakyatnya. Pemimpin yang berakhlak mulia akan melahirkan tatanan masyarakat yang adil, aman, tentram dan sejahtera.

Kurang dari setahun, kita akan menghadapi dunia perekonomian yang baru. Tepatnya pada 1 Januari 2015, Indonesia bersama dengan ke Sembilan Negara ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Menghadapi MEA merupakan hal yang menakutkan bagi beberapa kalangan. Misalnya ada kekhawatiran bahwa lahan nafkah hidupnya akan diambil pendatang yang berasal dari luar Indonesia. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan pasar terbesar karena jumlah konsumsi yang besar. Tetapi dengan melihat para pesaing Indonesia di dalam kualitas produk, Indonesia jauh tertinggal dibandingkan Negara-negara ASEAN lainnya. Lalu bagaimana peran pemerintah dalam menghadapi MEA tersebut?

Tak kenal maka tak sayang, begitu pula dengan program Masyarakat Ekonomi ASEAN ini. Jika kita survey ke berbagai lapisan masyarakat di Indonesia, kebanyakan dari penduduk Indonesia mungkin banyak yang belum tahu apa itu MEA, dan kebanyakan dari mereka yang tidak tahu adalah masyarakat kalangan menengah kebawah. Bagaimana kita bisa menghadapi MEA jika masyarakat di dalamnya saja tidak tahu apa itu MEA? Peran pemerintah dalam menghadapi MEA adalah mensosialisasikan program Masyarakat Ekonomi ASEAN ini kepada seluruh masyarakat di Indonesia, dan kami sebagai Mahasiswa seharusnya ikut andil dalam mensosialisasikan program MEA tersebut.

Ketika masyarakat Indonesia sudah mengetahui apakah itu MEA, mereka pasti akan lebih bersiap-siap untuk menghadapi hal tersebut. Peran pemerintah disini berfungsi untuk mengarahkan masyarakat dan memberikan apa saja yang dibutuhkan untuk bersaing dengan Negara ASEAN lainnya, seperti keterampilan berbahasa asing, dan interpersonal skills lainnya.

Dan untuk menghadapi persaingan bebas dengan para pendatang saat MEA tahun 2015, kita harus membuat strategy bagaimana agar merk Indonesia, entah produk atau jasa bisa dikenal, tidak hanya di dalam pasar luar negeri tetapi juga dipasar luar negeri sehingga mampu bersaing dengan Negara ASEAN lainnya. Lalu bagaimana cara membuat produk agar bisa bersaing dengan produk luar negeri lainnya?


Pertama, kita harus mensurvey bahwa produk yang kita tawarkan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pasar. Dan mungkin kita menampilkan kebudayaan Indonesia yang menjadi kekuatan utama pada setiap produk kita sehingga orang luar negeri tertarik untuk memakainya. Bila kita tahu cara membangunnya, maka tidak ada ketakutan lagi untuk bersaing dengan Negara ASEAN yang lain di MEA.


Refrensi: Internet
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

About Me

About Me

Muslimah who loves stalking, DIY craft and writing.

Follow Us

  • Facebook
  • Instagram
  • Linked In
  • Pinterest
  • Twitter
  • Youtube

Categories

Absurd BryanDomani Iqbaal D. Ramadhan Islamic Pengetahuan

Blog Archive

  • ►  2017 (4)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Maret (3)
  • ►  2016 (13)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2015 (4)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (1)
  • ▼  2014 (7)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ▼  Juni (2)
      • Organisasi sebagai Diorama Demokrasi
      • Pemimpin Ideal untuk Indonesia-ku
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (13)
    • ►  Desember (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (4)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2012 (12)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2011 (1)
    • ►  Mei (1)

Created with by ThemeXpose